Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono menilai Opera Tan Malaka karya budayawan Goenawan Mohamad cukup berat untuk dinikmati.

"Karya Goenawan Mohamad itu selalu tidak ringan, jadi saya tidak mengaku bisa menangkap semuanya, Ini karya yang berat bagi orang awam seperti saya, tapi benar-benar saya enjoy (menikmati- Red) tadi," kata Wapres yang merupakan profesor ekonomi itu seusai nonton opera tiga babak Tan Malaka di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Sabtu malam.

Menurut dia, dalam opera yang berdurasi kurang lebih satu jam tersebut, penonton diajak untuk ikut serta dalam menginterpretasi tokoh misterius Tan Malaka yang dipentaskan.

"Mengenai tokoh yang misterius tadi jadi semua harus serba kita intepretasikan dengan penuh refleksi dan kontemplasi, ini puisinya Goenawan Mohamad yang kita terjemahkan dalam musik dan pentas mengenai tokoh yang misterius, jadi harus benar-benar kita cerna," katanya.

Meski demikian, ia mengaku menikmati dan mengapresiasi hasil karya Goenawan Mohamad tersebut. "Oke," katanya sambil mengacungkan jempol.

Sutradara opera tiga babak Tan Malaka Goenawan Mohamad di tempat yang sama mengatakan, karyanya ini merupakan penyempurnaan dari pementasan pada Oktober 2010.

Menurut dia, pementasan kali ini lebih imajinatif dan puitis. "Ada penyempurnaan konsep dari sebelumnya, saat ini pendekatannya lebih puitik (puitis-Red) dan imagestik," katanya.

Dalam buku pementasan, karya ini disebut sebagai `opera-esai`. Opera sebagai penyajian sekaligus esai yang lebih menempatkan ide atau gagasan. Sebagai opera, pementasan ini menyuguhkan musik pembuka, ada nyanyian aria dan kur.

Opera ini mengambil cerita tokoh revolusi nan misterius Tan Malaka. Tan Malaka lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 19 Februari 1896 dan meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 21 Februari 1949 pada umur 53 tahun. Tan Malaka seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin sosialis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba.

Sementara itu, Wakil Presiden Boediono menonton Opera Tiga Babak Tan Malaka di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), bersam keluarganya. Wakil Presiden Boediono bersama keluarga tiba sekitar pukul 20.00 WIB.

Wapres mengenakan batik hijau dengan pakaian yang sepadan dengan Ibu Herawati Boediono. Sementara cucu dan menantunya tampak juga mengenakan batik.(*)
(T.M041/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011