Misrata, Libya (ANTARA News) - Seorang wartawan Prancis terluka serius Sabtu malam di kota Misrata yang terkepung di Libya timur, yang dikuasai pemberontak.

Seorang dokter di rumah sakit Hikma mengatakan bahwa wartawan itu, yang sudah menjalani operasi setelah tertembak di leher oleh sebuah peluru yang menyimpang, telah lepas dari bahaya.

Beberapa temannya mengatakan korban itu adalah seorang blogger yang bekerja untuk "media alternatif".

Pertempuran sengit dan yang terburuk dalam 65 hari ini terjadi di Misrata pada Sabtu.  Sedikitnya 28 tewas dan 100 terluka dibanding rata-rata harian 11 tewas, menurut dokter Khalid Abu Falra seperti dilaporkan AFP.

Ahad pagi-pagi sekali, rentetan tembakan roket Grad meledak di kota itu dan semburan senjata otomatis yang berlanjut dapat didengar.

Blogger itu dan empat temannya sedang pergi untuk mandi di pancuran ketika ia dihantam oleh peluru yang menyasar, kata teman-temannya yang menolak mengungkapkan identitasnya.

Misrata selama beberapa pekan telah menjadi tempat pertempuran gerilya kota yang mematikan antara pemberontak dan pasukan yang setia pada pemimpin Libya Muammar Gaddafi.
(S008)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2011