Jember (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) telah mengirim tim forensik ke lokasi bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Jember, untuk membantu proses identifikasi jenazah para korban. "Upaya itu dimaksudkan agar para korban dapat segera diketahui dentitasnya, sehingga bisa dikuburkan," kata Kadis Kesehatan Jatim, Bambang Giatno, di Jember, Selasa. Ia mengemukakan, tim foreksi yang terdiri dari para ahli dari RSUD Dr Soetomo Surabaya dan Polda Jatim itu kini sudah meninggalkan Surabaya menuju lokasi bencana maupun RSUD Dr Soebandi di kota Jember. Untuk mengidentifikasi mayat korban bencana banjir bandang di Desa Kemiri, tim forensik berkoordinasi dengan Satkorlak Jember. Rencananya langsung mengidentifikasi korban tewas yang belum diketahui identitasnya dan dikuatirkan membusuk bila tidak secepatnya dimakamkan. Jumlah korban tewas hingga, Selasa pagi, menurut Satkorlak Jember tercatat 60 orang, 14 diantaranya kini berada di kamar mayat RSUD Dr Soebandi Jember dan belum teridentifikasi, sementara yang sudah diketahui identitasnya baru tiga orang. Korban tewas lainnya sebagian besar sudah banyak diketahui keluarganya masing-masing dan langsung memakamkannya. Korban yang belum teridentifikasi umumnya kondisinya rusak, bahkan ada diantaranya hanya berupa potongan kaki maupun tangan serta kepala saja. Gubernur Jatim, Imam Utomo, yang sejak Selasa dini hari berada di lokasi bencana, membenarkan kedatangan Tim Forensik dari Surabaya tersebut, guna mencegah timbulnya penyakit akibat lamanya mayat tidak dikuburkan. Karena itu, kedatangan tim forensik sangat dibutuhkan. Selain itu, Gubernur menginstruksikan Dinas Kesehatan Jatim dan Jember, segera mengirimkan obat-obatan yang diperlukan para pengungsi, agar tidak terjangkit beragam penyakit seperti demam berdarah, malaria, ispa dan gatal-gatal atau penyakit kulit lainnya. Dalam kesempatan ini, Imam Utomo yang sudah memasok 20 ton beras dan uang Rp200 juta, minta kepada Bagian Kesra Pemprop Jatim untuk mengumpulkan pakaian dan celana maupun jaket bekas untuk para pengungsi yang membutuhkan selama berada di pengungsian.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006