Misrata, Libya (ANTARA News/AFP) - Pasukan pemimpin Libya Muammar Gaddafi kehilangan kendali saat bertempur melawan pemberontak di kota terkepung Misrata, Libya barat, dan semangat tempur mereka menurun, kata dua tentara Gaddafi, yang tertangkap, pada Ahad kepada AFP.

"Banyak tentara ingin menyerah, namun mereka takut dihukum oleh pemberontak," kata tentara bayaran asal Mauritania, Lili Muhammad (49 tahun), yang disewa Gaddafi dalam memerangi pemberontak di kota ketiga Libya itu.

Banyak tentara menjual perlengkapan militer mereka untuk ditukar dengan pakaian warga "agar dapat lari dari Misrata", tambah Muhammad.

Muhammad dan seorang mahasiswa jadi tentara, Misbah Mansuri (25 tahun), yang dipaksa bergabung dengan tentara pemerintah, ditangkap pada Ahad setelah cedera dalam pertempuran melawan pemberontak di Misrata.

Mereka, yang berbicara kepada AFP secara terpisah dari kamar masing-masing di rumah sakit didampingi seorang dokter, mengatakan bahwa para perwira telah meninggalkan pasukan dan jalur persediaan mereka diputus.

Pasukan Gaddafi kalah di Misrata, kata Mansuri, yang berasal dari kampung halaman Gaddafi, Sirte, dengan mengatakan bahwa ia direkrut paksa sejak 45 hari lalu.

"Banyak tentara tidak setuju atas yang terjadi di sini," katanya, dengan menambahkan bahwa mereka memberinya perintah menembak siapa saja di jalan, bahkan wanita dan anak-anak.

Mansuri, yang cedera kedua kakinya, mengatakan menjalani pelatihan persenjataan 20 hari sebelum dikirim ke Misrata pada dua pekan lalu.

Tentara bayaran asal Mauritania itu mengatakan bertempur bagi pasukan Gaddafi dua bulan, namun mengaku belum pernah membunuh seorang pun.

"Perwira itu mengatakan, `Kamu bertempur atau mati`," kata Muhammad, dengan menambahkan bahwa ia menerima pekerjaan itu karena tidak dapat memenuhi kebutuhannya di Mauritania.

"Tidak ada pekerjaan, tidak ada uang di Mauritania," kata Muhammad, yang mengalami luka tembak di dadanya.

Wakil Menteri Luar Negeri Libya Khaled Kaim pada Ahad menyatakan tentaranya menunda gerakan melawan pemberontak di Misrata, namun tidak meninggalkan kota tersebut guna memberikan masyarakat setempat mencari penyelesaian secara damai.

Sementara itu, pengakuan kedua tentara tertangkap itu mengatakan bahwa mereka diperintahkan meninggalkan Misrata.(*)

(Uu.KR-BPY/B002)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011