Jakarta (ANTARA News) - Kepala Desk Poso pada Kementerian Polhukam, Demak Lubis, mengatakan, ledakan bom di pasar tradisional Maesa, Palu, Sabtu pekan silam, terkait dengan jaringan teroris Noordin M Top. "Berdasarkan data intelejen yang kami terima ada keterlibatan pelaku bom Palu dengan jaringan teroris Noordin M Top," katanya ketika ditemui di ruang kerjanya di Jakarta, Selasa. Demak mengatakan, para pelaku adalah pemain lama yang sebelumnya juga melakukan teror di pasar tradisional Poso dan Tentena beberapa waktu yang lalu. "Para pemain lama itu adalah kelompok-kelompok yang memiliki keterkaitan tidak langsung dengan jaringan teroris Noordin M Top," ujarnya. Ketika ditanya identitas kelompok tersebut ia mengatakan hingga kini aparat belum dapat mengidentifikasi kelompok tersebut secara yuridis. Kalau berdasarkan data intelejen kami sudah ada, tetapi secara yuridis kami belum bisa ungkap," kata Demak. Demak mengatakan aparat keamanan dan komunitas intelejen sudah memperkirakan kemungkinan terjadinya aksi teror di luar Poso terutama setelah dibentuk satuan tugas pemulihan keamanan di Poso setelah terjadinya teror beberapa waktu yang lalu di daerah itu. "Untuk itu kami telah melakukan operasi imbangan di Palu. Namun para pelaku teror selalu lebih pintar dan lebih dulu untuk melakukan aksinya," tutur Demak. Sabtu (31/12) sekitar pukul 07.00 WITA bom berdaya ledak tinggi menguncang pasar daging babi tradisional Maesa di Palu Sulawesi Tengah yang menewaskan tujuh orang dan 54 orang lainnya luka-luka. Koopslihkam Demak Lubis mengatakan pemerintah akan segera membentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan untuk memulihkan situasi keamanan di seluruh Wilayah Sulawesi Tengah. "Komando Operasi Pemulihan Keamanan ini akan berada di Palu untuk memulihkan situasi keamanan di daerah itu serta daerah lain di Sulawesi Tengah menyusul teror bom di Palu," ujarnya. Ia mengatakan koops tersebut akan dipimpin oleh perwira tinggi Polri berbintang dua sedangkan wakilnya berasal dari perwira tinggi TNI. Selain itu koops juga akan terdiri dari unsur pemerintah daerah setempat sehingga penyelesaian kasus teror di Sulawesi Tengah seperti di Poso dan Palu dapat diselesaikan secara tuntas dan komprehensif. Ketika disinggung keterkaitan koops dengan desk Poso di Kementerian Polhukam, Demak menjelaskan desk Poso akan dikembangkan menjadi desk Poso dan Palu yang bertugas merumuskan kebijakan-kebijakan mengenai penyelesaian kasus-kasus gangguan keamanan di wilyah Sulawesi Tengah yang kebijakannya akan dijalankan oleh koops melalui Satgas yang berada di Poso dan Palu. Demak mengatakan pembentukan koops akan dilakukan secepat mungkin. Menurutnya koops akan dibentuk dalam satu atau dua hari yang akan datang. "Yang jelas sebelum hari raya Idul Adha atau secepat mungkin, karena kita juga ingin kasus ini dapat diselesaikan secepat mungkin, tuntas dan komprehensif," tuturnya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006