Denpasar (ANTARA News) - Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Zamroni, menyatakan bahwa pihaknya belum mencium adanya pengacau yang lulusan sekolah teroris di Mindanau Filipina atau tamatan Afganistan yang masuk ke Bali. "Berdasarkan analisa intelejen, serta teori ilmiah yang ada untuk mempelajari itu, belum tercium adanya teroris yang tamatan Afganistan yang masuk ke Bali," katanya di Denpasar, Selasa. Ketika melakukan pertemuan dengan jajaran pers di Bali, ia mengungkapkan, berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan, pihaknya tidak menemukan orang atau kelompok yang cukup membahayakan telah masuk Pulau Dewata. Namun demikian, ia pun mengaku tidak berani memastikannya. "Kalau disuruh memastikan kelompok itu tidak ada di Bali, saya tidak berani, mengingat teroris banyak cara untuk dapat menghindar dari penciuman petugas," ucapnya. Oleh karena itu, ia mengingatkan, seluruh warga masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan munculnya kembali aksi yang cukup membahayakan itu. Dikatakannya, kalangan masyarakat, terutama pejabat atau tokoh masyarakat di tingkat RT dan RW atau kampung, yang sesungguhnya paling terdepan dapat mencium kehadiran para teroris yang muncul ke daerah mereka. "Itu pasti, mengingat beberapa aksi peledakan bom di Tanah Air, termasuk dua kali di Bali, tak ada yang tercatat diledakkan atau diluncurkan dari jarak jauh," ucapnya. Terkait dengan hal itu, ia menilai, tentunya bom harus terlebih dahulu dibawa oleh si pelakunya ke suatu daerah yang akan dijadikan sasaran peledakan. "Nah, saat mereka datang membawa bom, tentu sempat singgah di suatu tempat atau kampung, sebelum pelaksanaan peledakan dilakukan," katanya. Kalau para Ketua RT dan RW atau warga yang lain mau mengenali kehadiran orang asing tersebut, menurut dia, tentu rencana mereka dapat digagalkan. "Yang terpenting sekarang, seluruh lapisan masyarakat, terutama di tingkat RT dan RW, sama-sama mau peduli untuk menjadi wasit bagi kehadiran orang tak dikenal di daerah mereka masing-masing," katanya. Melalui cara itu, para pelaku teror yang selama ini diketahui sempat singgah dulu di suatu daerah yang akan dijadikan sasaran peledakan, tentu akan terlebih dahulu dapat diendus bahkan diringkus oleh warga di tempat mereka menginap, demikian Mayjen TNI Zamroni. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006