Jakarta (ANTARA News) - Kepala Bagian Penerangan Umum Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kabag Penum Polri), Komisaris Besar Pol. Boy Rafli Amar, mengatakan bahwa tersangka otak pelaku bom buku dan kasus bom di Serpong (Banten), Pepi Fernando, pernah bergabung dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

"Tersangka Pepi pernah bergabung dengan NII pada tahun 1998, lalu keluar," katanya di Jakarta, Rabu.

Pepi adalah sarjana strata satu lulusan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Ciputat, Banten, tahun 2001 di Fakultas Tarbiyah, jurusan Pendidikan Islam.

Suami dari tersangka Deni Carmelita ini lahir di Sukabumi pada 10 Desember 1979.

"Pepi bekerja sebagai penulis buku dan skenario film," kata Boy.

 Polri menduga kuat Pepi sebagai otak pelaku rencana aksi teror peledakan bom di dekat Gereja Christ Chatedral, Summarecon Gading Serpong, Tangerang, Banten. "Pepi mahir merakit bom," kata Boy.

Polisi menangkap Pepi di Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam, Kamis (21/4), serta dua tersangka yang termasuk jaringan teroris, yakni Hendi Suhartono dan Muhammad Fadil.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri telah menemukan bahan peledak saat menggeledah rumah milik otak pelaku aksi teror, Pepi, di Komplek Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (23/4).

Boy menuturkan, barang bukti berupa satu unit granat nanas, campuran bahan peledak diameter tiga centimeter, cangkang bom model roket belum terisi bahan peledak, cangkang bom siap jadi, lima kaleng bom, termasuk satu wadah siap ledak terisi bahan peledak.

Selanjutnya, ia menambahkan, polisi menemukan juga dua adonan bahan peledak sudah jadi, satu unit solder, potongan pipa besi dan jam dinding. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011