Bandung (ANTARA News) - Manajemen PT Dirgantara Indonesia (DI) meminta pemerintah untuk membeli pasokan pesawat terbangnya yang belum laku senilai 220 juta dollar AS guna menyelamatkan industri pesawat terbang nasional tersebut. Plh Direktur Utama (Dirut) PT DI, M. Nuril Fuad, di Bandung, Selasa, mengatakan bahwa jika stok pesawat terbang yang belum laku dibeli pemerintah, maka setidak-tidaknya akan dapat membuat kinerja PT DI lebih stabil untuk tiga tahun ke depan. "Utang PT DI sendiri saat ini mencapai angka sekitar Rp1,4 triliun, dan Rp450 miliar diantaranya digunakan untuk restrukturisasi karyawan," ujarnya. Nuril Fuad menjelaskan, PT DI sendiri hingga kini mendapatkan sejumlah kontrak pesanan pesawat terbang, seperti dari Malaysia ada delapan unit, yang dua diantaranya merupakan jenis pesanan sangat khusus (Very Very Important Person/VVIP). Thailand juga memesan dua unit, serta Korea Selatan delapan unit --yang dua unit diantaranya jenis VVIP-- dan Pakistan memesan empat unit, termasuk satu pesawat VVIP. Dikatakannya, PT DI berharap pembelian pesawat terbang oleh Thailand tidak dilakukan dalam bentuk barter dengan beras, melainkan secara tunai sebagaimana lazimnya guna membantu lebih lanjut usaha produksi PT DI. Selain itu, PT DI juga membuat peralatan tempur berupa torpedo sebanyak 150 unit, seratus unit diantaranya merupakan pesanan dari luar negeri dan lima unit pesanan dari dalam negeri, sedangkan sisanya disiapkan sebagai stok. "Peralatan tempur lainnya yang dibuat oleh PT DI berupa roket yang jumlah produksinya sampai sekarang sebanyak 350 ribu unit," tuturnya. Ia mengemukakan, PT DI saat ini bekerjasama dengan Airbus dan Boeing dari Amerika Serikat (AS) yang nilai kontraknya senilai 180 juta dolar AS. Nuril Fuad juga mengemukakan, produk PT DI yang baru-baru ini diserahkan kepada TNI AD adalah helikopter NBELL-412 dan NC-212, sedangkan kepada TNI AU adalah Super Puma, khususnya NBELL-412, helikopter konfigurasi "troop transporter" dan NC-212 konfigurasi Military Transporter. NC-212 merupakan pesawat alat angkut pasukan yang dapat mengangkut sekitar 18 penumpang, sedangkan helikopter NBELL-412 dapat mengangkut 15 penumpang. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006