Yogyakarta (ANTARA News) - Kondisi sektor industri pada 2006 diperkirakan sama buruk bahkan lebih buruk dibanding 2005, jika tidak ada komitmen dan upaya serius dari pemerintah untuk segera menggerakkan kembali sektor industri. "Jika kondisi itu terjadi, tidak menutup kemungkinan akselerasi proses deindustrialisasi di negara ini akan semakin meningkat eskalasinya pada 2006," kata anggota tim ahli Pusat Studi Ekonomi Pancasila (Pustep) UGM Dr Fahmy Radhi MBA di Yogyakarta, Selasa. Dalam diskusi Prospek Ekonomi Politik 2006, ia mengatakan, jika proses deindustrialisasi itu tidak segera dihentikan, tidak mustahil akan tamat riwayat sektor industri di tanah air ini. "Pada saat tamat riwayat industri Indonesia tamat, maka kekhawatiran berbagai pihak bahwa bangsa Indonesia akan menjadi kuli di negeri sendiri, akan menjadi kenyataan," katanya. Untuk menghentikan atau memperlambat akselerasi proses deindustrialisasi itu, menurut dia, ada beberapa upaya yang harus diprioritaskan di sektor industri selama 2006. Upaya itu antara lain mengembangkan kebijakan yang memberikan stimulus bagi sektor industri, di antaranya menurunkan bea masuk impor bahan baku dan bahan penolong yang masih dibutuhkan industri dalam negeri, mengkaji ulang UU perpajakan yang memberatkan sektor industri. Selain itu, mengembangkan insentif berupa tarif bea masuk dan perpajakan yang dapat mendorong bangkitnya kembali sektor industri di Indonesia, terutama bagi industri yang berorientasi ekspor dan industri yang meningkatkan lapangan pekerjaan termasuk usaha kecil dan menengah (UKM). Upaya lain yang juga perlu diproritaskan pemerintah adalah menciptakan iklim investasi kondusif yang memungkinkan peningkatan investasi, baik PMDN maupun PMA serta mengupayakan keseimbangan stabilitas ekonomi makro dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan tingkat suku bunga dan inflasi. Ia mengatakan, jika pemerintah mampu merealisasikan kebijakan itu diharapkan pada 2006 sektor industri akan kembali menggeliat, sehingga proses deindustrialisasi dapat dicegah atau diperlambat. "Pergerakan sektor industri diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru, yang pada gilirannya dapat menurunkan angka kemiskinan di Indonesia," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006