Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menjual obligasi dalam valuta asing senilai 2,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang akan digunakan untuk pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara 2011.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Keuangan, Yudi Pramadi, di Jakarta, Kamis, menyebutkan bahwa pemerintah melakukan transaksi penawaran surat utang negara dalam denominasi dolar AS seri RI0521 (INDO21-GMTN) pada 27 April 2011.

Penawaran ini merupakan bagian dari Program "Global Medium Term Notes (GMTN) Republik Indonesia yang telah di-update pada 21 April 2011.

"Total penawaran yang masuk (total order book) adalah sebesar 6,9 miliar dolar AS," sebut Yudi Pramadi.

Tenor obligasi valas seri RI0521 (INDO21-GMTN) adalah 10 tahun, tingkat kupon 4,875 persen, imbal hasil 5,100 persen, tanggal jatuh tempo 5 Mei 2021, tanggal penerbitan 5 Mei 2011.

Transaksi tersebut menghasilkan kelebihan permintaan (oversubscription) sebesar 2,76 kali.

Berdasar jenis investor, alokasi penawaran yang diterima asset managers adalah sebesar 70 persen, bank 24 persen, asuransi dan dana pensiun tiga persen, serta private bank tiga persen.

"Pemerintah Indonesia telah sukses dalam melaksanakan distribusi secara global atas penawaran tersebut," kata Yudi.

Distribusi sebesar 29 persen dilakukan untuk para investor di Asia, 22 persen untuk Eropa, serta 49 persen untuk AS.

Indonesia memperoleh rating Ba1 (stable) dari lembaga pemeringkat Moody`s, BB+ (positive) dari Standard & Poors, dan BB+ (positive) dari Fitch.

Joint Lead Managers dan Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah Deutsche Bank, JP Morgan Chase, dan UBS Investment Bank, dan bertindak sebagai co-Managers adalah PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.
(T.A039/N002)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011