Kediri (ANTARA News)- Setelah digoyang demo puluhan karyawannya, Direktur Utama PDAM Kota Kediri, Jawa Timur, Bintang Nur Kholis, akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya, Selasa. Bintang yang menjabat Dirut PDAM sejak Februari 2005 lalu mengajukan surat permohonan diri kepada Walikota Kediri HA Maschut Selasa siang sekitar pukul 13.00 WIB. "Bapak Walikota telah menyetujui pengunduran diri saya ini karena kalau karyawan terus-terusan demo, maka sampai kapan PDAM bisa maju, Daripada para pelanggan lari lebih baik saya yang mundur tanpa harus diminta," tuturnya. Ia menolak anggapan pengunduran dirinya itu lebih disebabkan oleh desakan karyawan yang merasa tidak terima dengan upaya pembersihan PDAM dari para koruptor. "Sebenarnya keputusan mundur ini lebih disebabkan kontrak saya telah berakhir pada Desember 2005 lalu, selain juga terkait statemen Sekkota yang mengancam memecat karyawan yang mogok kerja," sanggahnya. Sekkota M Zaini sebelumnya menyatakan akan menindak tegas karyawan yang terus-terusan mogok kerja. Tuntutan karyawan agar Bintang mundur muncul sejak Bintang menonaktifkan dua pejabat teras PDAM yang terlibat kasus korupsi dana pendampingan program instalasi bantuan pemerintah pusat senilai Rp250 juta. Bintang sendiri dalam suatu kesempatan mengaku dari sekitar 80 karyawan PDAM Kota Kediri, 65 diantaranya masih ada hubungan famili, terlebih dengan dua pejabat teras yang dinonaktifkan. Atas tindakan beraninya memecat dua pejabat teras tersebut, Bintang balik dilaporkan ke polisi atas dugaan penyimpangan pengadaan barang. Aksi mogok karyawan terakhir terjadi pada 2 Desember 2005 lalu. Usai mogok kerja, mereka bergerak menuju Balaikota Kediri yang berjarak sekitar 3 kilometer dari kantor PDAM di Jalan A Yani.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006