Jakarta (ANTARA News)- Rupiah menguat tajam menjadi Rp9.663/9.673 terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu pagi, dibandingkan dengan hari sebelumnya pada posisi Rp9.720/9.779 per dolar AS atau mengalami kenaikan sebanyak 57 poin. Menguatnya rupiah itu akibat aksi lepas dolar AS di pasar global yang memicu pelaku lokal juga melepas dolar AS, sehingga mendorong mata uang lokal naik, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta. Ia mengatakan,sebagian besar pelaku pasar sudah masuk pasar, mereka langsung melepas dolar AS, setelah melihat investor asing melepas mata uang asing itu di pasar global, akibat kekhawatiran mereka terhadap rencana kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed). "Kami baru saja masuk pasar, dan belum mengetahui apa alasannya investor asing aktif melepas dolar, kami hanya mengikuti apa yang dilakukan investor asing itu, meski saat itu belum mengetahui apa alasannya, katanya. Ia mengemukakan rencana kenaikan suku bunga AS pengaruhnya tidak besar, tapi data ekonomi AS yang diprediksi melemah akan terus menekan dolar AS melemah, apalagi fokus masyarakat saat ini mengenai defisit transaksi berjalan dan perdagangan AS. Karena itu yen terhadap dolar AS terus menguat yang diperkirakan akan bisa menyentuh level 115, bahkan akan bisa di bawah level tersebut, meski perbedaan tingkat suku bunga Jepang terhadap Amerika dan Eropa masih juga berpengaruh terhadap pasar, katanya. Ditanya mengenai kenaikan rupiah, menurut Kostaman Thayib, memang agak cepat, namun apabila Bank Indonesia terus mengamati perkembangan dan menjaga likuiditasnya, maka rupiah akan bisa terjaga sehingga tidak terpuruk kembali. Rupiah yang pantas bagi pertumbuhan ekonomi berkisar antara Rp9.700 hingga Rp9.850 per dolar AS, sehingga semua tingkat usaha akan berjalan dengan baik, karena Indonesia masih merupakan pasar yang potensial, katanya. Mengenai pengaruh ekonomi yang melambat, ia mengatakan tidak berpengaruh terhadap pergerakan rupiah yang menguat. Kenaikan rupiah tergantung dari keadaan pasar, apabila ada permintaan, maka mata uang lokal itu akan menguat, namun kenaikan rupiah saat ini karena pengaruh penguatan yen dan euro. Dolar AS di pasar masih tertekan akibat pertumbuhan ekonomi AS yang masih belum stabil, bahkan cenderung melemah pada awal tahun ini, apalagi beberapa indikator ekonomi AS akan diumumkan pada pekan ini, katanya. Manager Umum Sony Ericsson, Alino Sugianto mengatakan rupiah saat ini cenderung menguat karena melemahnya dolar AS di pasar, namun kenaikan itu hendaknya dibatasi, sehingga kalau muncul sentimen negatif tidak merosot lebih jauh. Dengan menguatnya rupiah, ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia mulai bergerak dan ini akan mendorong inflasi turun, setelah sejumlah daerah menunjukkan penurunan deflasi, katanya. Rupiah pada sesi sore nanti masih berpeluang untuk menguat hingga mendekati level Rp9.600 per dolar AS, namun kenaikan ini harus diamati dengan seksama karena kenaikan yang cepat akan mendorong kemerosotan yang lebih jauh, katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006