Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi cenderung melemah, karena pelaku pasar lokal melepas rupiah, namun aksi tersebut relatif masih kecil.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun lima poin menjadi Rp8,.550 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.546 per dolar.

Direktur Currency Management Group, Farial Anwar di Jakarta, Selasa mengatakan, pelaku pasar sebenarnya masih ingin membeli rupiah, karena faktor positif dari internal masih kuat memicu mereka untuk membeli rupiah.

Pelaku asing sendiri juga masih ingin membeli rupiah untuk bermain di pasar saham, setelah data ekonomi AS cenderung positif, katanya.

Meski demikian, menurut dia pelaku lokal melihat kenaikan rupiah yang sudah cukup tinggi mulai ragu, mereka ingin melepasnya untuk meraih keuntungan yang sudah didepan mata.

Namun pro dan kontra untuk melepas akhirnya hanya dilakukan oleh pelaku lokal dalam jumlah relatif kecil, ujarnya.

Para pelaku asing di dalam negeri, lanjut dia sebenarnya masih ingin membeli rupiah, karena melihat pelaku asing di pasar Amerika Serikat tetap melepas dolarnya, setelah Bank Sentral AS (The Fed) mempertahankan suku bunga rendah.

"Kami optimis rupiah akan kembali menguat. Jadi koreksi yang terjadi saat ini hanya sementara dan perdagangan Selasa siang bepeluang untuk kembali menguat," katanya.

Ia mengatakan, rupiah kemungkinan mendapat tekanan dari Bank Indonesia (BI) yang berusaha menjaga kenaikan mata uang lokal itu tidak terlalu cepat.

Apabila pergerakan rupiah tidak ditahan, maka mata uang lokal itu diperkirakan akan dapat meliwati angka Rp8.500 per dolar, ucapnya.

Rencana The Fed mempertahankan suku bunga rendah, lanjut dia, karena menginginkan dolar AS melemah yang memang memberikan keuntungan terhadap rupiah, namun sampai sejauhmana keinginn The Fed itu belum diketahui dengan pasti.

The Fed kemungkinan bisa saja menaikkan suku bunga The Fed melihat ekonomi AS mulai tumbuh dengan baik, katanya.
(*)


Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2011