Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian Boediono mengatakan bahwa kuota impor beras Bulog yang diizinkan pemerintah masih menunggu pencapaian pembelian beras di dalam negeri yang dilakukan Bulog hingga pukul 24.00 WIB nanti malam. "Usaha pengadaan dalam negeri terus dilakukan sampai dengan 5 Januari 2006 pukul 24.00 WIB. Sisanya beli dari impor untuk pertahankan stok beras pemerintah sampai pada tingkat aman," kata Boediono kepada wartawan, seusai rapat koordinasi beras yang turut dihadiri oleh Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perhubungan, di Jakarta, Kamis. Boediono menjelaskan, stok pemerintah pada awal 2006 1,028 juta ton beras. Pada akhir Januari 2006 diperkirakan stok itu akan berkurang menjadi 868 ribu ton, setelah penyaluran beras miskin (raskin) dan jatah beras untuk TNI/Polri. "Stok aman pemerintah adalah 1 juta ton beras. Diputuskan untuk menambah stok sebanyak 132 ribu ton beras dengan tingkat mobilisasi yang maksimal dari dalam negeri," jelasnya. Berdasarkan hasil identifikasi kondisi di lapangan hingga 4 Januari pukul 21.00WIB, ada kemungkinan penambahan stok dari pembelian dalam negeri total mencapai 31.567 ton setara beras. "Yang sudah tandatangan kontrak sebanyak 9.155 ton, yang sudah siap kontrak sebanyak 22.412 ton," ujarnya. Sementara itu di penggilingan di tujuh provinsi terdapat sekitar 974.473 ton. Menko Perekonomian berharap pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog pada tahun 2006 bisa lebih dari yang biasanya tercapai dalam 10 tahun terakhir. "Dalam 10 tahun terakhir pengadaan beras Bulog dalam bulan Januari hanya 700 ton saja," kata dia. Boediono memerintahakan Bulog untuk tetap menyerap beras dalam negeri tanpa batasan waktu dan jumlah selama bulan Januari ini. "Termasuk menindaklanjuti tawaran dari Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Tengah (Jateng) sebanyak 24.700 ton dan dengan program pengamanan beras petani untuk bulan Februari dan seterusnya," demikian Boediono.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006