Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pembangunan jembatan yang menghubungkan Kota Melaka, Malaysia dengan Dumai, Provinsi Riau, Indonesia diharapkan selesai dalam tempo 10 tahun yaitu empat tahun untuk mendesainnya dan enam tahun pekerjaan konstruksinya.

"Jadi bila sekarang dikerjakan maka 2021 bisa selesai dan ditambah dengan persiapan lainnya maka paling tidak tahun 2023 sudah bisa dioperasikan," kata Datuk Lim Sue Beng, Managing Director Strait of Malacca Partners Sdn Bhd di Kuala Lumpur, Sabtu.

Menurut dia, usul pembangunan jembatan tersebut telah mendapat dukungan berbagai pihak yang terlibat dalam Forum Kerja Sama Kawasan Segitiga Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT). Sedangkan dana untuk proyek tersebut akan didukung dari pinjaman Bank Exim China.

Proyek jembatan yang kini diperkirakan membutuhkan biaya 12,75 miliar dolar AS itu sebaiknya segera dilaksanakan untuk menekan kemungkinan pembengkakan biaya dan memacu perkembangan ekonomi ASEAN, katanya.

Pembangunan jembatan ini, lanjut dia, akan disampaikan dalam Asean Leadership Forum yang sedang berlangsung di Jakarta.

"Rencana proyek jembatan ini, saya akan sampaikan pula pada Asean Leadership Forum yang berlangsung pada hari Senin (9/5) di Hotel Nikko Jakarta," ungkapnya.

Proyek pembangunan jembatan Selat Malaka itu sangat layak karena keberadaannya tidak hanya positif dari aspek pembangunan ekonomi dan perdagangan, tetapi juga upaya kedua bangsa mengukuhkan hubungan antarrakyat.

"Keberadaan jembatan Melaka-Dumai juga mendukung perluasan kerja sama dan hubungan Indonesia dan Malaysia serta konektivitas Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)," kata Lim yang juga aktif dalam LSM bidang pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, sebelum terlaksana jembatan tersebut, pihaknya juga akan mengupayakan penyeberangan Melaka-Pelabuhan Dumai dengan menggunakan kapal ro-ro yang dapat mengangkut kendaraan roda empat (mobil) dengan kapasitas angkut 40 kendaraan sekali jalan.

Kapal ro-ro ini akan beroperasi mulai Juni 2012 dan proyek ini juga sudah mendapatkan persetujuan dari dua belah pihak yaitu dari Pemerintah Daerah Riau dan Ketua Menteri Melaka yang kesepakatan bersamanya ditandatangani pada 2009 lalu.

"Bila tak ada halangan, Juni 2012, kapal ro-ro ini sudah bisa beroperasi," ungkapnya.

Ia mengatakan, saat ini memang ada kapal dari Melaka ke Dumai yaitu kapal feri, tapi hanya khusus mengangkut penumpang. Sedangkan kalau kapal ro-ro sudah beroperasi juga bisa mengangkut kendaraan bermotor sebanyak 40 mobil.

Sedangkan investasi yang dikeluarkan untuk kapal ro-ro termasuk perbaikan di pelabuhan Tanjung Bruas, Melaka yang nilainya mencapai 22 juta ringgit atau setara Rp61,6 miliar.(*)
(T.N004/R007)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011