Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) sepakat untuk mengembangkan pencegahan dan pengobatan penderita HIV/AIDS secara terpadu di kawasan ASEAN.

"Terkait ancaman kenaikan kasus HIV/AIDS di wilayah kita, kita menggarisbawahi perlunya untuk menyediakan akses universal terhadap pencegahan, perawatan, dan pelayanan kasus HIV/AIDS," demikian pernyataan Ketua ASEAN 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir KTT ke-18 ASEAN di Balai Sidang Jakarta, Minggu.

Oleh karena itu, para pemimpin negara ASEAN menyambut baik usaha Satgas ASEAN tentang AIDS untuk meluncurkan Laporan Regional ASEAN tentang HIV/AIDS yang mencakup program kerja IV untuk menangani kasus HIV/AIDS selama 2011-2015.

Selain itu, para petinggi ASEAN juga menyambut baik pembaruan "Deklarasi ASEAN tentang HIV dan AIDS" menjadi "Deklarasi HIV/AIDS 2011".

Selain itu, ASEAN juga sepakat untuk melibatkan semua mitra kerja, terutama untuk memerhatikan nasib mereka yang telah terinfeksi HIV/AIDS dan penyakit lainnya.

"Kami menggarisbawahi bahwa kelompok ini tidak boleh terpinggirkan," kata Yudhoyono.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menutup KTT ke-18 ASEAN pada Minggu sore.

Para pimpinan ASEAN sepakat untuk mengadopsi tiga pernyatan bersama, yaitu pertama pernyataan tentang "ASEAN Community in a Global Community of Nations" (Komunitas ASEAN dalam Komunitas Global Negara-negara).

Kedua, "Joint Statement on Establishment of an ASEAN Institute for Peace and Reconciliation" (Pernyataan Bersama mengenai Pembentukan Institut Perdamaian dan Rekonsiliasi ASEAN) dan ketiga adalah "Joint Statement in Enhancing Cooperation Against Trafficking in Persons in South East Asia" (Pernyataan Bersama mengenai Peningkatan Kerjasama Melawan Penyelundupan Manusia di Asia Tenggara).(*)
(F008*D013*G003/R010)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011