Rambipuji, Jember (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kepala daerah se-Indonesia untuk menginventarisir potensi ancaman bencana di wilayah masing-masing, setelah BMG mengeluarkan peringatan adanya curah hujan yang cukup tinggi dalam kurun tiga bulan ke depan (Januari-Maret). "Langkah itu diperlukan untuk mencegah jatuhnya korban yang tak perlu, seperti dalam longsor Banjarnegara dengan korban lebih 100 orang dan di Jember yang mencapai 77 jiwa," kata Kepala Negara di pendopo Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Kamis petang. Didampingi Ny Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri, presiden juga meminta birokrat daerah dan para ahli untuk melakukan langkah pro-aktif, guna memberi informasi kepada masyarakat. "Masyarakat juga harus memahami dan mematuhi instruksi untuk mencegah jatuhnya korban," ujar Kepala Negara, menegaskan. Menurut dia, Wapres Jusuf Kalla saat ini juga sedang memimpin rakor Satkorlak Penanggulangan Bencana dengan jajaran menteri terkait di Jakarta, seperti Kesra untuk mencegah dan mengkoordinasikan langkah -langkah yang dirasa perlu agar langkah bisa koordinatif. Kedatangan presiden di Jember sejak sekitar pukul 17.00 WIB itu, antara lain didampingi Menhut MS Ka`ban, Menneg Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Wakasad Mayjen TNI Herry Tjahyana, Dirjen SDA PU, Gubernur Jatim H Imam Utomo. Terkait kedatangan presiden itu, pengamanan tampak diperketat dalam radius dua kilometer, bahkan dua personil Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror juga terlihat berjaga-jaga. Sementara itu, Presiden Yudhoyono saat mengunjungi pendopo Kecamatan Rambipuji menyerahkan bantuan Rp500 juta dan logistik yang diterima Bupati Jember MZA Djalal. Saat laporan, Bupati mengemukakan, korban jiwa mencapai 103 orang dengan kerugian diperkirakan Rp60 miliar. Sedangkan sumbangan yang masuk di Satkorlak Kabupaten Jember mencapai Rp853 juta, tapi belum termasuk bantuan logistik.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006