Jayapura (ANTARA News) - Tim SAR pada Senin masih terus mencari tiga korban insiden jatuhnya pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) di perairan Kaimana, Papua Barat, yang belum berhasil ditemukan, sementara dari 24 korban lainnya yang sudah dievakuasi enam diantaranya belum teridentifikasi.

"Tim SAR yang dibantu penyelam dari Sorong telah menemukan 24 korban termasuk awak pesawat, tiga di antaranya belum ditemukan," kata Kepala Bandara Utarom Kaimana, Gagarin Mardiansyah, yang dihubungi melalui telepon seluler dari Jayapura.

Dia mengatakan, salah satu korban yang baru ditemukan adalah anak kecil. Setelah diidentifikasi, jasad anak kecil itu diketahui bernama Rifli Abimanyu (Abi), anak dari pasangan AKP Tedy Efendi dan Irmawaty, yang juga menjadi korban dalam kecelakaan pesawat tersebut.

Jasad Abi ditemukan oleh sejumlah nelayan tradisional yang ikut dalam pencarian korban pesawat naas itu. Korban terapung di permukaan air laut, sekitar tiga mil dari tepian laut bagian Selatan Kota Kaimana.

Dia mengatakan, tim SAR masih terus melakukan pencarian tiga korban tersisa. Dari 23 korban yang telah ditemukan, enam orang diantaranya belum diidentifikasi dan kini masih disemayamkan di RSUD Kaimana, karena kondisi korban tidak utuh lagi.

Salah satu korban, AKP Tedy Efendi, anggota Serse Polres Aimas, Sorong dan kini bertugas di Serse Kaimana telah dikirimkan ke keluarga, sedangkan korban lain M. Solossa, pegawai Navigasi Kaimana belum bisa diberangkatkan ke kampung halamannya di Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat karena menunggu keputusan keluarga.

Hanya, dia memperkirakan, pada Senin petang jenazah M. Solosa telah diterbangkan ke Sorong.

Pesawat naas yang membawa 21 penumpang dan enam awak Sabtu (7/5) sekitar pukul 14.00 WIT jatuh tidak jauh dari pantai Kaimana, sekitar 500 meter dari Bandara Utarom yang diresmikan Mendiang Gubernur Papua, Dr.Jacobus Previdya Solossa tahun 2004 silam.

Sementara itu, pihak PT.Jasa Raharja Papua telah memastikan menyediakan dana sekitar Rp1,35 miliar membayar santunan bagi korban yang diterima masing-masing ahli waris. Dana sebesar Rp1,35 miliar dengan rincian setiap korban memperoleh santunan Rp50 juta.

Pemerintah Kabupaten Kaimana telah membuka Pos Komando (Posko) penanganan korban jatuhnya pesawat MNA jenis M-60 buatan Cina tahun 2000 itu.

Video Amatir yang direkam seorang warga setempat Charly Maipauw telah disebarkan di sejumlah media cetak dan elektronik lokal, nasional dan internasional, memperlihatkan kondisi pesawat hingga evakuasi korban. Tim SAR juga menemukan sejumlah puing pesawat yang hancur berkeping-keping.

Kaimana adalah kabupaten baru, pemekaran dari Kabupaten dari Kabupaten Fakfak tahun 2003 dan menjadi kabupaten definitif tahun 2005. Perusahaan penerbangan domestik membuka jalur penerbangan ke Kaimana hanya dari Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, Sorong dan Manokwari, ibu kota Provinsi Papua Barat.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011