Mekkah (ANTARA News) - Duapuluh tiga calon haji tewas dan lebih dari 80 lain cedera di kota suci Mekkah, Arab Saudi, Kamis akibat sebuah gedung runtuh di tengah ibadah haji tahunan oleh umat Islam, kata saksi. Tapi, pejabat pemerintah setempat meragukan angka korban itu, dengan menyatakan empat orang tewas dan satu cedera, sementara stasiun televisi al-Arabiya mengabarkan 15 tewas dan 39 cedera. Sebelumnya, Keamiran Arab Bersatu menyatakan empat warganya tewas dalam kejadian itu. Musibah tersebut terjadi di gedung berlantai empat dekat hotel Sheraton di Mekkah, kata Al-Arabiya. Regu Bulan Sabit Merah Saudi segera tiba di tempat kejadian itu dan mencari korban terperangkap di bawah reruntuhan tersebut. Peristiwa itu terjadi saat jemaah datang dari berbagai penjuru dunia berkumpul di kota suci Muslim, Mekkah, untuk melaksanakan ibadah haji, yang secara resmi dimulai hari Minggu. Regu penyelamat masih mencari penyintas peristiwa di tengah kota itu, daerah yang biasa dipenuhi pejalan dan kendaraan, kata jurubicara kementerian dalam negeri Saudi, Jenderal Mansur al-Turki. Ia mengatakan kepada AFP bahwa ia tidak memunyai keterangan tentang korban di kota itu, tempat lebih dari satu juta orang sudah berkumpul siap untuk melaksanakan ibadah haji. Tapi, jemaah Prancis saksi keruntuhan itu mengatakan kepada AFP bahwa 23 orang tewas dan lebih dari 80 lain cedera akibat hostel bertingkat, yang menaungi jemaah sebagian besar asal India atau Keamiran, runtuh sesudah kebakaran. "Sampai sekarang, saya menghitung 23 mayat. Yang cedera lebih dari 80," kata saksi Abderrahmane Ghoul, yang mengetuai perhimpunan Islam di Prancis tenggara. "Saya ada di situ. Musibah itu dimulai dengan kebakaran di dalam gedung itu. Satu helikopter mulai menyemprotkan air untuk memadamkannya. Sesudah itu, gedung tersebut runtuh," kata Ghoul. Ia menjelaskan bahwa hostel jemaah itu terletak hanya 50 meter dari mesjid agung Mekkah, Masjidil Haram, mesjid tersuci umat Islam. Ghoul menegaskan bahwa jumlah korban mungkin lebih besar jika musibah itu terjadi tidak bersamaan dengan salah satu dari lima ibadah harian Muslim, kendati banyak di antara korban adalah yang sedang salat di lapangan luar gedung itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006