Jakarta (ANTARA) - Indonesia dalam Presidensi G20 tahun 2022 memegang tanggung jawab sebagai pengampu Digital Economy Working Group (DEWG) pertama pada forum G20 yang membawa tiga isu utama antara lain konektivitas dan pemulihan pascapandemi COVID-19, kemampuan dan literasi digital, serta arus data lintas batas negara.

Melalui ketiga isu itu, Indonesia berupaya memantik diskusi terkait isu digital yang lebih substansial serta konkret dalam meja perundingan G20.

“Elevasi Digital Economy Task Force menjadi Digital Economy Working Group telah menjadikan DEWG sebagai platform yang membahas isu-isu ekonomi digital dengan amanat yang lebih besar sekaligus memungkinkan diskusi yang lebih komprehensif tentang isu-isu digital lintas sektoral di bawah G20,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika sekaligus Ketua DEWG G20, Mira Tayyiba dalam keterangannya, Jumat.

DEWG diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan isu ekonomi digital yang terjadi secara global dan lintas sektoral.

“Di berbagai belahan dunia, kemajuan teknologi digital telah membawa berbagai tantangan yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Permasalahan kompleks di lanskap kompetisi digital dan fair level playing field perlu untuk kita bahas dan hadapi bersama,” kata Mira seperti yang disampaikannya saat memimpin DEWG dalam Pertemuan Pertama Sherpa G20.

Sebagai lembaga pengampu DEWG sekaligus leading sector dalam isu-isu digital, Kementerian Kominfo memandang bahwa keketuaan Indonesia pada G20, khususnya dalam DEWG, dapat berkontribusi besar terhadap agenda percepatan transformasi digital Indonesia.

DEWG dapat mendorong aksi dan kolaborasi nyata diantara negara-negara anggota G20 dalam memajukan transformasi berbasis digital yang lebih merata dan berkelanjutan.

Di samping itu, Indonesia juga memiliki peluang besar untuk membawa ‘angin segar’ dalam masa Presidensi G20-nya yang akan berakhir pada 30 November 2022 mendatang.

Sebagai salah satu negara berkembang yang menjadi anggota G20, Indonesia akan banyak mendorong agenda-agenda digital yang lebih inklusif dan adil, seperti pemerataan konektivitas dan digitalisasi, penguatan masyarakat yang cakap digital, peningkatan potensi dan digitalisasi UMKM/UMi.

Tidak kalah penting, Presidensi Indonesia diharap bisa mendorong upaya kolektif global dalam penanganan pandemi COVID-19 agar dunia dapat segera pulih bersama menjadi lebih tangguh sesuai tema G20 2022 “Recover Together, Recover Stronger”.

Baca juga: Presidensi G20 RI dorong penguatan permodalan dan tata kelola IMF

Baca juga: BI: Delegasi apresiasi RI terkait penyelenggaraan Presidensi G20

Baca juga: Kominfo: Pertemuan Sherpa G20 lancar


Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2021