Jakarta (ANTARA News) - Indonesia siap menambah pasokan untuk lumbung pangan ASEAN dari semula hanya 12.000 ton menjadi 25.000 ton beras sehingga kawasan ini dapat meningkatkan kemampuan mengatasi kondisi darurat maupun gejolak harga pangan.

"Sudah disepakati volume cadangan pangan bersama itu sebesar 780 ribu ton dan Indonesia dapat 12.000 ton, tapi Presiden berharap bisa ditingkatkan dan Indonesia siap menambah hingga 25.000 ton," kata Menteri Pertanian Suswono di Jakarta, Selasa.

Mentan menyebutkan, lumbung pangan ASEAN itu ditujukan untuk mengatasi jika sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat di anggota ASEAN atau untuk mengatasi jika terjadi gejolak harga pangan.

"Tren harga pangan kan naik, cadangan ini bisa digunakan untuk operasi pasar, jadi ketika harga naik bisa gunakan untuk operasi pasar untuk kawasan ASEAN," jelas Suswono.

Ia menjelaskan, saat ini Indonesia adalah pengkonsumsi beras terbesar kan di ASEAN karenannya diharapkan produksi meningkat.

"ASEAN kan produksinya paling bagus, jadi kita akan kerja sama, dan diharapkan ada peningkatan investasi. Inilah yang disampaikan Presiden," kata Suswono.

Mentan menyebutkan, saat ini pembahasan yang dilakukan baru di tingkat kepala negara dan diharapkan pada Oktober 2011 nanti ada pembicaraan tingkat yang lebih teknis.

"Dulu sudah mau ditanda tangan di Kamboja tapi Singapura minta ditunda karena menunggu persetujuan parlemen, sekarang mereka sudah siap," katanya.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan bahwa pembentukan lumbung pangan ASEAN merupakan satu dari tiga isu yang disampaikan Presiden Yudhoyono dalam KTT ASEAN beberapa waktu lalu.

Tiga isu itu adalah ketahanan pangan dan energi, pentingnya mengurangi kesenjangan antar negara ASEAN, dan masalah keterhubungan negara-negara ASEAN.

"Kawasan ASEAN punya potensi menjadi lumbung pangan atau `food basket`. Para menteri diminta membuat rencana strategis terkait dengan hal ini dan nanti hasilnya agar segera dilaporkan," kata Hatta.

(A039/B008)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011