Jember (ANTARA News) - Para warga korban bencana banjir bandang di Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Jember, meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar membangun kembali sekolah dan pesantren yang rusak serta memperbaiki hutan di daerah tersebut. Permintaan warga diajukan sambil berteriak saat Presiden beserta rombongan meninjau lokasi bencana di desa itu, Jumat. "Pak mohon bantu pendidikan, pesantren dan tempat belajar. Semua sudah habis," kata seorang warga saat Presiden meninjau mereka. Menanggapi hal itu, Presiden berjanji akan memperbaiki sekolah, tempat ibadah dan pesantren yang diikuti tepuk tangan para warga. Saat Presiden berjalan kaki dari kendaraannya dan berkeliling lokasi, sesekali warga juga berteriak agar Kepala Negara memperbaiki hutan yang berada di atas desa yang diyakini menjadi penyebab terjadinya bencana banjir bandang. "Tolong perbaiki hutan," kata seorang warga sambil berteriak. "Tolong perhatikan nasib kami," kata warga lainnya. Presiden dalam kunjungannya antara lain didampingi oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono, Meneg BUMN Sugiharto dan Seskab Sudi Silalahi serta Gubernur Jatim Imam Utomo. Jangan menyerah Presiden menyatakan kunjungannya bersama pejabat lain ke desa itu untuk melihat langsung bencana dan musibah yang terjadi. Bencana itu, katanya, adalah kehendak Allah SWT dan untuk itu Presiden meminta masyarakat setempat untuk tetap tegar dan tawakal sambil mendoakan arwah mereka yang meninggal diterima di sisi Allah. Langkah yang diambil pemerintah pada saat ini, kata Presiden, adalah memakamkan korban yang meninggal, menampung para pengungsi dan merawat mereka yang luka-luka. Pemerintah berusaha agar mereka memperoleh makanan, obat-obatan dan tempat berlindung. Pemerintah juga mulai memperbaiki daerah yang terkena bencana, seperti membangun kembali jembatan, sehingga daerah yang terisolir bisa dikunjungi. Untuk jangka panjang, pemerintah akan melihat apa yang menjadi penyebab bencana tersebut dan pemerintah wajib mempersiapkan diri agar daerah menjadi lebih aman dari kemungkinan terjadinya bencana. Presiden meminta warga tegar sampai semua sarana dapat diperbaiki. "Jangan menyerah. Pemerintah akan berbuat sebaik-baiknya," kata Presiden. Sebelumnya Presiden juga mengunjungi posko bencana alam dan tempat pengungsian di Kecamatan Sukorandi. Di sana Presiden berdialog dengan para pengungsi dan juga sukarelawan. Presiden juga meminta para pengungsi agar tetap tabah dan sabar menghadapi cobaan serta meminta mereka untuk menerima dahulu bantuan yang ada. Kepada mereka, Presiden berjanji untuk memperbaiki berbagai prasarana yang rusak dan untuk anak-anak pengungsi, mereka diminta untuk tetap belajar di tempat-tempat pendidikan sementara. Sementara itu, Ibu Negara turut membagikan bingkisan biskuit/kue dan air mineral kepada anak-anak pengungsi tersebut. Seorang pengungsi menyatakan terima kasihnya atas perhatian pemerintah dan juga Ibu Negara, yang sebelumnya telah memberikan bantuan antara lain, sarung. "Selama mengungsi, sarung kusut. Terima kasih atas bantuan sarungnya sehingga sholat menjadi khusuk," katanya. Presiden juga menyatakan terima kasihnya kepada para sukarelawan yang telah membantu pengungsi. Selanjutnya, Presiden akan mengunjungi desa lainnya yang terkena bencana yang sama, yakni Desa Suci yang juga berada di Kecamatan Panti. Sementara itu, di lokasi bencana, beberapa alat berat terlihat sedang bekerja untuk membersihkan lokasi. Hingga saat ini, jumlah korban meninggal mencapai 77 orang, 71 di antaranya meninggal di Kecamatan Panti dan jumlah kerugian diperkirakan lebih dari Rp60 miliar. Menurut data Pemda Jember, sarana dan prasarana yang rusak antara lain dam sebanyak sembilan buah, jalan sepanjang 17.400 meter, jembatan 16 unit, rumah 437 unit, sawah 97,3 Ha, sekolah 12 unit, dan sebuah pondok pesantren. Sedangkan jumlah pengungsi hingga 3 Januari 2006 tercatat sebanyak 7.365 orang. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006