Washington (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama memerintahkan pengiriman tim untuk menyerang kompleks pemimpin Al Qaida Osama bin Laden yang cukup besar melawan pasukan Pakistan, yang mengharuskan mereka campur tangan, menurut laporan New York Times.

Mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya, surat kabar itu mengatakan bahwa Obama meningkatkan prospek bentrokan 10 hari sebelum serangan 1 Mei, yang menyebabkan pengiriman ekstra dua helikopter tempur untuk melindungi komando yang menyerang kompleks tersebut.

"Beberapa orang mungkin telah menganggap kita bisa berbicara dengan cara kita keluar dari kemacetan, tetapi mengingat sulitnya hubungan kami dengan Pakistan sekarang, presiden tidak ingin untuk meninggalkan kesempatan apapun," kata pejabat senior itu menjelaskan.

"Dia ingin pasukan tambahan jika mereka memerlukan."

Times juga melaporkan, bahwa dua tim spesialis berada dalam siaga untuk misi: satu untuk penguburan pemimpin Al-Qaida jika ia terbunuh, dan lainnya terdiri dari pengacara, pemeriksa dan penerjemah dalam kasus jika dia ditangkap.

Dikatakan, bahwa tim terakhir itu cenderung naik kapal induk Carl Vinson di Laut Arab Utara.

Osama Bin Laden kemudian dimakamkan di laut setelah ia ditembak mati dalam serangan itu, kata para pejabat.

Gagasan terakhir datang pada saat ketegangan meningkat antara

dua militer sekutu, dengan Pakistan mengecam operasi AS dan menyangkal apa yang disebut tuduhan "masuk akal" bahwa pihaknya berlindung pada ungkapan manusia yang paling dicari di dunia.

Islamabad juga telah bersumpah untuk membalas terhadap setiap operasi serupa.

Washington pada gilirannya telah dengan tegas menolak untuk meminta maaf, untuk menghabisi musuh nomor satu yang disalahkan karena mendalangi serangan 11 September 2001 di Amerika yang menewaskan hampir 3.000 orang, demikian dilaporkan AFP.


(SYS/H-AK/B002)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011