Jakarta (ANTARA News) - Anggota Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menyelidiki 28 rekening yang diduga sebagai penampung dana hasil pembobolan deposito PT Elnusa Tbk.

"Saat ini penyidik telah mengidentifikasi sekitar 28 rekening bank yang diduga digunakan tersangka bertransaksi," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Baharudin Djafar di Jakarta, Rabu.

Baharudin mengatakan, penyidik telah memblokir tujuh rekening yang terdiri dari empat rekening atas nama pribadi dan tiga rekening atas nama perusahaan.

Namun penyidik tidak menemukan dana yang signifikan di rekening tersebut, dana tersisa hanya berkisar Rp200 ribu hingga Rp11 juta.

Berdasarkan penelusuran, penyidik menyita uang tunai maupun aset senilai Rp20 miliar dari beberapa tersangka.

Penyidik menyita uang tunai milik tersangka ICL sebesar Rp13 miliar, SN (Rp6 miliar), IHB (Rp900 juta) dan RL (Rp100 juta).

Selain itu, anggota kepolisian juga menyita uang tunai milik SN sebesar Rp2,77 miliar.

Bahkan penyidik sedang menunggu izin penyitaan khusus dari Pengadilan Negeri Makassar, Sulawesi Selatan, terhadap aset milik ICL berupa empat unit rumah toko empat lantai dan lahan tanah di Jalan Raden Intan, Jakarta Timur serta sebuah rumah di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Kepala Satuan Fiskal Moneter Devisa Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Arismunandar menyatakan, polisi sudah memeriksa 16 saksi terkait penelusuran dana Elnusa.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menangkap enam tersangka pembobolan dana deposito PT Elnusa senilai Rp111 miliar yang melibatkan pejabat perusahaan itu, pejabat Bank Mega dan sindikat pelaku lainnya.

Para pelaku itu, yakni Direktur Keuangan PT Elnusa SN alias Santun Nainggolan, Kepala Cabang Bank Mega Jababeka Itman Harry Basuki, Direktur Utama PT Discovery berinisial ICL, Komisaris PT Har berinisial HG, otak pelaku berinisial RL dan staf PT Har berinisial TZS.

Para tersangka membagikan 20 persen dari dana hasil pembobolan deposito Elnusa, sedangkan sisanya sebesar 80 persen digunakan untuk investasi komoditi berjangka pada lima perusahaan.
(T014)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2011