Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan arti strategis kemitraan ASEAN dan negara-negara G7 dalam mengatasi tantangan-tantangan global terkini.

Hal tersebut disampaikan Retno  saat mengikuti pertemuan G7 secara virtual dari Jakarta, Minggu (12/12).

“Saya sampaikan tahun 2022, kemitraan menjadi semakin penting karena tiga negara anggota ASEAN akan menjadi ketua, yaitu: Indonesia Ketua G20, Kamboja Ketua ASEAN, Dan Thailand adalah Ketua APEC,” kata dia.

Retno juga menyampaikan bahwa selama beberapa dekade, ASEAN telah menjadi penentu perdamaian, stabilitas dan kesejahteraan di kawasan.

Baca juga: Menlu Retno: G20 harus menjadi katalis pemulihan ekonomi global

Sementara G7 telah menunjukkan kepemimpinan global dalam mengatasi tantangan global.

“Dan saya memberikan penekanan pentingnya kerja sama pada dua hal: yaitu upaya mengatasi pandemi dan pemulihan ekonomi,” kata dia.

Mengenai upaya mengatasi pandemi, Retno menekankan tidak saja pada kesetaraan akses terhadap vaksin namun juga pentingnya membangun arsitektur kesehatan dunia yang lebih kuat.

“Mengenai kerja sama mempercepat pemulihan ekonomi, saya menyampaikan pentingnya mobilitas bisnis dan rantai pasok global yang aman, pentingnya mengembangkan arsitektur ekonomi dan finansial global yang inklusif dan berkelanjutan,” kata dia.

Baca juga: Menlu RI dorong percepatan vaksinasi untuk antisipasi Omicron

Retno mengatakan kemitraan ASEAN-G7 ini dapat menjadi contoh kolaborasi yang baik.

“Dan kemitraan semacam ini, saya sampaikan sangat diperlukan dalam membangun dunia yang inklusif, lebih hijau, dan berkelanjutan,” kata dia.

Terkait Indo-Pasifik, Retno menyampaikan tiga hal: pertama, semua sadar mengenai arti strategis Kawasan Indo-Pasifik.

“Oleh karena itu, common security, common stability dan common prosperity merupakan visi kita bersama. Dan saya tekankan, kita memiliki tanggung jawab bersama menciptakan hal tersebut,” kata dia.

Kedua, Retno menyampaikan mengenai ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.

“Saya tekankan untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pacific maka tidak ada cara lain bagi semua pihak untuk menghormati hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 pada saat kita bicara mengenai maritim. Saya juga tekankan harapan ASEAN agar G7 dapat menjadi mitra bagi penguatan kerja sama konkret di 4 prioritas ASEAN Outlook: maritim, konektivitas, SDGs, serta perdagangan investasi,” kata dia.

Baca juga: Indonesia dorong pencapaian target vaksinasi WHO

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2021