Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengimbau pimpinan perguruan tinggi agama Islam baik UIN, IAIN dan STAIN untuk mewaspadai gerakan radikal dan aliran sempalan yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Saat ini masih marak teror dan penipuan berkedok pendidikan mengatasnamakan agama," kata Menteri Agama usai membuka Rapat Pimpinan Kementerian Agama tahun 2011 di  Jakarta, Kamis malam (12/5).

Menag juga meminta jajaran Kementerian Agama yang bergerak dalam bidang pendidikan membuat langkah nyata serta menutup semua celah yang memungkinkan masuknya paham radikal dan terorisme."Pimpinan harus waspada dengan gerak-gerik di kampus masing-masing," pinta Suryadharma Ali.

Namun demikian, ujarnya, kampus harus terbuka terhadap gerakan organisasi kemahasiswaan ekstra kampus seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), dan organisasi lain yang diketahui akar pemikirannya. "Selain itu kembangkan kegiatan ekstra kurikuler seperti kursus jurnalistik, kepemimpinan dan sebagainya," imbuh Menag.

Mengenai Ma`had Al Zaytun yang diduga terkait NII (Negara Islam Indonesia), Menteri Agama Suryadharma Ali melihat tidak ada tanda bahwa pondok pesantren itu mengajarkan Islam garis keras. "Saya tidak melihat itu, gedungnya mewah, pengelolaan lembaga pendidikan sangat modern, sangat rapi," ujarnya.

"Ciri-ciri radikal itu memiliki pandangan yang sempit (fanatisme sempit). Tapi itu tidak terlihat kesempitan pandangan mereka. Ditambah lagi dengan tambahan pelajaran komputer yang menunjukkan bahwa mereka terbuka luas dengan dunia luar melalui komputer," katanya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2011