Denpasar (ANTARA News) - Industri pariwisata yang menjadi motor penggerak perekonomian Bali mampu menyediakan peluang kerja yang cukup menjanjikan bagi penduduk setempat maupun dari daerah lainnya di Indonesia.

"Kondisi tersebut menyebabkan Bali menjadi incaran para pencari kerja dari berbagai daerah di Indonesia untuk mencoba mengadu nasib di Pulau Dewata," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Gede Suarsa di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan, hal itu dilihat dari peningkatan jumlah penduduk Bali yang cukup signifikan. Hasil sensus penduduk 2010 laju pertumbuhan penduduk Bali 2,14 persen per tahun dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

Pada sensus penduduk 2000 penduduk Bali hanya 3,15 juta jiwa meningkat menjadi 3,89 juta jiwa pada tahun 2010. Pertumbuhan penduduk yang tergolong tinggi ini akibat dari adanya penduduk migrasi dari sejumlah daerah di Indonesia.

"Mereka itu adalah pencari kerja yang mencoba mengadu nasib di Bali, karena melihat adanya banyak peluang dari kemajuan sektor pariwisata," ujar Gede Suarsa.

Kondisi tersebut berpengaruh terhadap angkatan kerja (AK) hingga Februari 2011 tercatat 2.295.574 juta orang , bertambah 178.602 orang dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya yang potensinya hanya tercatat 2.116.972 orang.

Sementara jumlah penduduk yang bekerja di Bali pada Februari 2001 tercatat 2.229.970 orang bertambah 188.633 orang dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 2..041.337 orang.

Masih menurut Gede Suarsa, pengangguran terbuka di Bali mencapai 2,85 persen atau mengalami penurunan 3,57 persen dalam kurun waktu setahun.

Hampir semua sektor di Bali mengalami kenaikan jumlah pekerja, kecuali dua sektor yakni pertanian dan industri.

Pekerja di sektor pertanian berkurang sebanyak 30.899 orang atau 4,58 persen dan sektor industri 13.410 orang atau 4,40 persen.

Gede Suarsa menambahkan, empat sektor andalan menjadi penyerap tenaga kerja terbesar di Bali meliputi sektor pertanian, perdagangan, jasa kemasyarakatan dan sektor industri.

Penduduk di Bali yang bekerja sebagai buruh atau karyawan hingga Februari 2011 sebanyak 803.896 orang (36,05 persen), berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap 443,774 orang (19,45 persen) dan berusaha sendiri 337.578 orang (15,14 persen), tutur Suarsa.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011