Kairo (ANTARA News) - Peringatan "Nakba", Hari Malapetaka Palestina ke-63 pada Ahad (15/5), membuat pemuda Palestina mengepung Israel dari berbagai penjuru.

Para pemuda berbondong-bondong ke perbatasan Israel mulai dari Jalur Gaza, Tepi Barat hingga Lebanon selatan dan Dataran Tinggi Golan, Suriah, yang diduduki Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam aksi unjuk rasa itu dan memikulkan tanggung jawab kepada Damaskus menyangkut unjuk rasa di Golan.

Sekitar 500 ribu pengungsi Palestina ditampung di Suriah.

Berbagai jaringan televisi Arab melaporkan, sedikitnya delapan orang dilaporkan tewas dan puluhan orang lainnya cedera akibat tembakan tentara Israel di berbagai tempat unjuk rasa.

Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan, tentara Israel membabibuta menembaki pengunjuk rasa di dekat perbatasan Lebanon-Israel menewaskan empat orang.

Golan dan wilayah Palestina diduduki Israel dalam perang 1967.

Dalam beberapa hari terakhir, berbagai jaringan sosial elektronik seperti facebook dan twitter di dunia Arab menganjurkan untuk mengepung Israel dalam perayaan "Yauwul Naqbah" Hari Malapetaka Israel.

Hari malapetaka tersebut merujuk pada proklamasi kemerdekaan Israel pada 1948 di tanah Palestina dan jutaan warga asli Palestina terusir dari negara mereka.

Di Mesir, sejumlah pemuda berusaha menuju Jalur Gaza, Palestina pada Ahad untuk merayakan hari malapetaka itu, namun dihambat oleh pihak berwenang.

Di Golan, tentara Yahudi mengaku kewalahan membendung warga Suriah di wilayah pendudukan berusaha menyeberangi Israel.

"Unjuk rasa datang dari Suriah sangat gencar," kata tentara Yahudi seperti dikutip jaringan televisi Israel.

Pengamat politik Timur Tengah, Faisal Makram, menilai, ini merupakan gerakan awal Palestina yang akan memberi pesan terbaru ke pada dunia menyangkut konflik Arab-Israel.
(T.M043/R010)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011