Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai investor dan otoritas bursa merupakan bagian penting dalam proses pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi COVID-19.

"Saya mengapresiasi pasar modal yang berhasil tumbuh dan bertahan meski di tengah pandemi. Terima kasih kepada para investor dan otoritas bursa yang telah menjadi bagian penting dari proses pemulihan ekonomi," ujar Menko Airlangga Hartarto saat menjadi pembicara kunci pada Economic Outlook Festival 2022 dengan tema “Roadmap Penanganan Covid-19, Ubah Pandemi Jadi Endemi, Ekonomi Tumbuh” yang diselenggarakan oleh IDX Channel di Jakarta, Rabu.

Situasi pandemi di Indonesia yang terkendali, kata dia, telah membuat ekonomi tetap tumbuh positif sebesar 3,51 persen (yoy) pada Triwulan III 2021. Optimisme dan kepercayaan pasar diharapkan dapat mendorong kembali peningkatan kinerja ekonomi pada kuartal IV-2021.

Kondisi tersebut diperkuat oleh konsumsi masyarakat yang terus pulih, terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada pada level optimis serta penjualan ritel yang tumbuh positif.

Demikian pula sisi investasi yang terus ekspansif, tercermin dari indikator PMI manufaktur, utilisasi industri pengolahan, impor barang modal dan bahan baku yang sedang dalam tren naik.

Sektor eksternal juga menunjukkan ketahanan yang baik, dimana neraca pembayaran Indonesia mencatatkan surplus sebesar 10,7 miliar dolar AS pada kuartal III-2021.

Baca juga: BPS: RI surplus perdagangan 3,51 miliar dolar AS pada November 2021

"Transaksi berjalan dan transaksi modal finansial berkontribusi terhadap pencapaian tersebut," kata Menko Airlangga.

Transaksi berjalan ditopang oleh neraca perdagangan yang melanjutkan tren surplus selama 18 bulan berturut-turut, seiring kenaikan nilai ekspor dan harga komoditas.

Sedangkan transaksi modal finansial diperkuat oleh investasi langsung dan portofolio, dengan sumber inflow salah satunya berasal dari instrumen saham di pasar modal.

Diketahui jumlah investor pasar modal terus meningkat dengan total 7,15 juta investor per November atau tumbuh 84,27 persen (ytd), ditopang oleh investor domestik. Kondisi itu memperkuat ketahanan pasar modal Indonesia dari goncangan eksternal.

Selain itu sepanjang 2021 tercatat ada 52 emiten baru di pasar saham yang melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) dengan total penghimpunan dana Rp62,2 triliun.

Baca juga: BEI harap 28 perusahaan lagi IPO jelang tutup tahun 2021

Penghimpunan dana melalui IPO pada tahun ini tercatat masih bertumbuh positif bahkan lebih baik dari realisasi pada tahun 2020 lalu yang mencapai sebanyak 51 perusahaan IPO dengan total penghimpunan dana senilai Rp5,58 triliun.

Pemerintah, kata dia, tetap berkomitmen untuk melanjutkan berbagai program pemulihan ekonomi dan reformasi struktural di tahun depan. Percepatan investasi tentunya juga membutuhkan dukungan pembiayaan.

Melalui Sovereign Wealth Fund yakni Lembaga Pengelola Investasi/ Indonesia Invesment Authority (INA), pemerintah akan terus berupaya memenuhi berbagai kebutuhan pembiayaan untuk mengakselerasi pembangunan dan pemulihan ekonomi nasional.

Terkini pemerintah juga telah berhasil mendapatkan lima komitmen maupun peluang investasi dengan investor-investor dari Persatuan Emirat Arab (PEA/UAE) dengan estimasi nilai investasi 9,05 miliar dolar AS di berbagai sektor strategis seperti infrastruktur digital, pelabuhan, energi, dan jalan tol.

Sejalan dengan itu semua pemerintah terus memonitor sejumlah tantangan dan risiko seperti inflasi, disrupsi rantai pasok, krisis Evergrande di China, serta risiko yang mempengaruhi arus modal Indonesia seperti tapering off The Fed dan potensi kenaikan suku bunga acuan AS. Kondisi tersebut perlu diwaspadai agar tidak mengganggu momentum pemulihan ekonomi ke depan.

Baca juga: Dolar bertahan kuat di Asia, investor pantau pertemuan kebijakan Fed

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2021