Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR RI Herman Khaeron meminta kepada manajemen gedung DPR RI agar selalu memberikan sosialisasi tentang keselamatan seperti safety brieafing, penyediaan safety guide disetiap lantai gedung serta ada safety training yang dilakukan secara berkala.

Hal itu dikatakan Herman terkait dengan rencana pembangunan gedung baru dan adanya prediksi bahwa Jakarta akan dilanda gempa dengan kekuatan besar, hingga 8,7 SR.

"Kita minta manajemen untuk selalu memberikan safety briefing, safety guide dan safety training. Kalau gedung rakyat dan wakil rakyatnya tidak mengerti, bagaimana dengan rakyatnya," ungkap Herman Khaeron di Jakarta, Selasa.

Terkait dengan itu, pembangunan gedung DPR RI dibangun harus bisa tahan gempa.

"Pernyataan saya sebelumnya mengenai keberadaan manajemen gedung DPR yang lemah, tidak aman dan nyaman tentunya sangat terkait dengan pernyataan Andi Arief. Bagaimana jika gedung DPR kebakaran atau terjadi gempa, atau mungkin ancaman bom, apa yang harus dilakukan, nothing," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu.

Selain itu, masyarakat diminta tetap waspada dan sejak dini melakukan sosialisasi gempa.

"Pernyataan Andi Arief mengenai ancaman gempa bumi di Jakarta dengan 8,7 SR terlepas dari benar atau salah, valid atau tidak, mengandung sisi dan makna positif bahwa kita harus waspada dan terus mensosialisasikan tentang pengetahuan dan tanggap bencana," Herman.

Ia menambahkan, selain tetap waspada, cara penanganan dan evakuasi harus diajarkan kepada seluruh masyarakat Indonesia karena Indonesia rawan gempa, termasuk Jakarta.

Kota Jakarta diprediksi bakal dilanda gempa hingga 8,7 SR yang berpusat di Selat Sunda. Selain Jakarta, gempa di atas 8 SR itu juga diprediksi akan terjadi di Bandung dan Pulau Sumatera.

"Yang diteliti oleh kita baru 3 tempat. Patahan Sumatera, kedua Lembang, ketiga Selat Sunda. Itu baru gempa besar, di atas 8 SR. Yang lain belum diteliti, jumlahnya ribuan," kata Andi Arief.

Untuk kawasan Selat Sunda, gempa diramal akan terasa hingga Jakarta. Magnitude-nya mencapai 8,7 SR dan membuat pemerintah setempat perlu mengantisipasi. Sebab, gempa ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan tidak bisa ditentukan

"Jakarta menyimpan potensi,berpusat di Selat Sunda. Dahulu ada pelepasan energi yang sangat besar disana, sehingga ada gempa besat 8,7 SR di Jakarta. Saat ini sedang kita buat modellingnya," tambah Andi Arief.

Jakarta, termasuk salah satu dari 20 kota besar yang perlu mengantisipasi datangnya bencana besar. Kota yang lainnya, imbuh Andi, diantaranya Tokyo, Jepang dan Tripoli, Libya.

Sedangkan Bandung, adalah bekas danau di zaman purba yang pernah mengalami gempa besar.

"Menurut catatan sejarah, Bandung itu dulunya adalah danau. Di Bandung ada gempa besar, ada pada masa purba lagi, terjadi sebelum itu. Yaitu ada bukti Kota Bandung dulu adalah danau, 16 ribu tahun lalu," ucap Andi Arief.(*)
(Zul/R009)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011