Jakarta (ANTARA News) - Rupiah bergerak naik menembus level Rp9.500 menjadi Rp9.455/9.465 di pasar spot antar bank Jakarta, Senin pagi, dibandingkan penutupan akhir pekan lalu pada Rp9.570/9.595, menyusul aktifnyapara pelqaku lokal membeli rupiah. "Naiknya rupiah terhadap dolar AS juga didukung masuknya dana asing dalam jangka pendek dan membaiknya mata uang regional," kata Direktur Utama Bank Himpunan Saudara (HS) 1906, Farid Rahman, di Jakarta, Senin. Ia mengatakan rupiah yang sempat mencapai level Rp10.000 per dolar AS terus mengalami koreksi harga hingga di bawah level Rp9.500 yang menunjukkan indikator ekonomi nasional mengalami perbaikan seperti inflasi yang cenderung menurun, setelah di beberapa daerah mengalami penurunan deflasi. Selain itu, turunnya suku bunga BI Rate sebesar satu basis poin menjadi 12,74 persen juga menahan tingkat suku bunga bank agar tidak menaikan suku bunganya yang sudah cukup tinggi, bahkan diharapkan suku bunga bank diperkirakan pada April nanti segera turun, katanya. Farid Rahman mengemukakan para pelaku lokal berspekulasi membeli rupiah, karena sentimen negatif terhadap rupiah makin berkurang dan melemahnya dolar AS di pasar global juga merupakan faktor yang memicu lokal aktif bermain di pasar. Isu yang paling utama mengenai melemahnya dolar AS, karena para pedagang memperkirakan tingkat suku bunga AS tidak akan bergerak naik, setelah data tenaga kerja sektor pertanian merosot hanya mencapai 108 ribu orang pada Desember lalu dibanding perkiraan sebelumnya sebesar 200.000 orang, katanya. Ditanya kenaikan rupiah yang tinggi itu, ia menjelaskan itu akibat sentimen positip di pasar internal dan global tertuju kepada rupiah. Masuknya dana asing dalam jangka pendek masih memberikan sentimen yang tinggi terhadap rupiah. Dolar AS secara umum di pasar merosot terhadap hampir semua mata uang utama, katanya. Mengenai kenaikan yen, Farid mengatakan ini menunjukkan ekonomi Jepang makin membaik, karena tanpa mereka melakukan intervensi pasar, yen menguat mendorong ekspektasi bank sentral AS (The Fed) akan mengakhiri kebijakan moneter yang ketat. "Kami optimis pasar akan terus mendukung rupiah, sehingga mata uang lokal itu akan bisa menembus level Rp9.300 per dolar AS," katanya. Dolar AS terhadap yen mencapai 113,76 dari sebelumnya 113,94, terhadap euro menjadi 1,2137 dolar, Singapura dolar AS jadi 1,6350, baht Thailand pada 39,800, peso Filipina pada 52,410, won Korea 979,40, dolar Taiwan jadi 31,876. Mengenai BI Rate, BI diharapkan bisa mempertahankan tingkat suku bunga moneter itu, bahkan kalau bisa diturunkan menjelang pembayaran hutang pemerintah kepada kreditor asing. "Kami inginkan pemerintah dengan tim ekonomi yang solid akan bisa mengatasi kelesuan ekonomi dari melambat berubah menjadi cepat, setelah adanya komitmen dari para investor asing, khususnya Asia yang akan meningkatkan investasi barunya di Indonesia," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006