Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif International Paediatrics Association (IPA) Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K) mengapresiasi keputusan pemerintah Indonesia untuk memulai vaksinasi COVID-19 pada anak usia 6 hingga 11 tahun.

Sebelumnya pada Selasa (14/12), pemerintah telah melaksanakan kick off vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun, dimulai dengan tiga sekolah di tiga provinsi di antaranya DKI Jakarta, Depok, Jawa Barat, dan Tangerang Selatan, Banten.

“Saya ingin mengatakan bahwa IPA sangat menghargai upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Kita adalah salah satu negara yang sudah memulai imunisasi pada anak,” kata Aman saat konferensi pers virtual, Jumat.

Baca juga: Dinkes DKI sosialisasi lokasi vaksinasi anak usia 6-11 tahun di medsos

Ia menyebutkan bahwa Indonesia termasuk dari sedikit negara di dunia yang sudah lebih dulu melaksanakan vaksinasi COVID-19 pada anak. Menurut Aman, vaksinasi pada anak penting untuk didahulukan mengingat Indonesia termasuk dalam negara dengan pendapatan menegah ke bawah yang lebih berpotensi mengalami dampak signifikan apabila terjadi lonjakan kasus COVID-19.

“Kemungkinan dirawat di ICU itu lebih banyak di negara berpenghasilan tinggi, sementara di negara pendapatan menengah-bawah itu sedikit sekali yang dapat mechanical ventilation atau masuk ICU kalau parah. Akhirnya (tingkat) kematian kita (bisa) lebih tinggi,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga berpendapat bahwa vaksinasi COVID-19 pada anak dapat membuka peluang bagi mereka untuk bersekolah secara tatap muka sehingga setidaknya dapat memulihkan kesehatan mental mereka akibat terlalu lama belajar dari rumah.

“Ada kecemasan emosional dan pengaruh pada perkembangan anak kalau dia tidak sekolah, dan kesehatan mental ini dampaknya serius. Efek tidak langsung COVID-19 ini gangguan edukasi pembelajaran, mental, dan emosional,” tutur Aman.

Baca juga: Kemenkes: Vaksinasi anak untuk lindungi dari sakit berat dan kematian

Imunisasi COVID-19 pada anak juga menjadi penting mengingat usaha mitigasi masih sulit diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, terutama pada daerah perifer, lanjut Aman.

“Kalau ada kasus COVID-19 di sekolah, tutup saja? Itu tidak betul. Harus ada mitigasi. Tapi kita belum mampu, sekolah kita paksakan pada saat itu, seperti memakai masker, kebersihan tangan, menjaga jarak, dan sistem shift, ini tidak gampang (dilakukan),” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ​​​​​​dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) juga menyambut baik keputusan pemerintah yang menurutnya sudah responsif untuk memulai vaksinasi pada anak usia 6 hingga 11 tahun.

“(Kesempatan) ini jangan disia-siakan oleh para orang tua. Negara sudah memfasilitasi dan menggunakan vaksin yang ada dulu sambil nunggu nanti yang datang kemudian. Saya mengimbau betul kepada para orang tua ini jangan disia-siakan. Ini kan nikmat, kita jangan kufur nikmat, mumpung ada rejeki besar untuk anak-anak Indonesia usia 6 sampai 11 tahun bisa, ayolah dimanfaatkan,” kata Piprim.

Baca juga: IDAI keluarkan rekomendasi terbaru untuk vaksinasi COVID-19 anak

Baca juga: KSP pantau pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2021