Jakarta (ANTARA) - Pengoperasian dan pengembangan Bandara Kualanamu melalui kerja sama antara PT Angkasa Pura II dengan GMR Airports Consortium, yang sebagian sahamnya dimiliki perusahaan jaringan bandara terkemuka asal Perancis Aeroports De Paris (ADP), berpotensi menyokong geliat perdagangan dan investasi di tanah air.

"Pengembangan bandara di ujung Pulau Sumatera itu akan menjadikan Kualanamu sebagai hub di kawasan Asia yang mencakup Asia Selatan dan Kawasan Indo-China," kata Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Sejalan dengan itu, maka prospek perdagangan dan investasi dari negara tetangga ke Indonesia sangat cerah.

Ia menjelaskan pengembangan Bandara Kualanamu juga akan mengedepankan konsep Aerotropolis di mana bandara dijadikan sebagai pusat perkembangan perkotaan yang mempengaruhi perkembangan area komersial dan pertumbuhan ekonomi wilayah.

"Kerja sama ini akan meningkatkan trafik penerbangan internasional ke Bandara Kualanamu sehingga dapat menarik investasi untuk sektor industri, khususnya di Sumatera Utara," katanya.

Menurut Yusuf Rendy, kerja sama ini bisa memberikan kesempatan kepada mitra untuk mengelola bandara Kualanamu, termasuk menanggung beban pengelolaan, sehingga kunjungan lewat penerbangan akan lebih banyak ke sana dan mendatangkan investasi untuk sektor industri di Sumatera.

"Sementara dari pihak pemerintah mendapatkan keuntungan dari bagi hasil pengelolaan bandara tersebut,” katanya.

Sektor yang berpeluang untuk dibidik investor salah satunya adalah industri pengolahan dan komoditas kelapa sawit, yang mana Sumatera merupakan salah satu penghasil utama.

"Nanti bisa mendatangkan investasi untuk sektor industri di sana, kelapa sawit misalkan atau bidang industri yang lain," ujarnya.

Posisi Kualanamu sebagai hub, akan meningkatkan efisiensi bisnis di Asia sehingga hal ini akan menjadi pertimbangan bagi investor untuk meningkatkan perdagangan maupun menanamkan modalnya di Indonesia.

Letak Bandara Kualanamu yang cukup dekat dengan Medan, juga menjadi daya tarik bagi para pelancong dan calon investor untuk mengembangkan pusat ekonomi di kawasan tersebut.

Menurut catatan BI, pertumbuhan ekonomi Sumut pada 2022 bisa mengikuti target nasional di rentang 4,7-5,5 persen, sementara tahun 2021, pertumbuhan ekonomi diprediksi bisa mencapai 3,2-4,0 persen.

"Karena kita kan sebetulnya ingin menjual keunggulan kompetitif kita (dari kerja sama ini). Termasuk industri pariwisata, karena masuknya wisatawan mancanegara lewat Bandara Kualanamu," kata Yusuf Rendy.

Hal ini dapat menjadikan Medan sebagai kota berkelas internasional yang mampu bersaing dengan Kuala Lumpur dan Singapura.

Data BPS menunjukkan jumlah wisatawan mancanegara yang melancong ke Sumatera Utara pada tahun 2019 sebanyak 258.822, sementara pada saat memasuki pandemi COVID-19 tahun 2020 hanya mencapai 44.285 orang.

Baca juga: Pengamat: Pengembangan Kualanamu topang pariwisata Sumatera Utara
Baca juga: Jadi hub internasional, Bandara Kualanamu siap saingi Changi dan KLIA
Baca juga: Stafsus Menteri BUMN sebut negara untung lepas saham Bandara Kualanamu


Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2021