Jakarta (ANTARA News) - Pengembangan solusi teknologi informasi (TI) yang bisa menggerakkan perekonomian nasional membutuhkan kolaborasi yang erat dari semua pemangku kepentingan seperti perusahaan penyedia solusi, operator telekomunikasi, pengguna, dan pemerintah.

"Pemanfaatan solusi TI di negara berkembang masih kecil utilisasinya dan inefisien. Hal ini yang membuat biaya customer ownership menjadi tinggi," kata Director South Pacific Regional CIO Office Huawei Neo Teck Guan, di sela seminar "Indonesian Cloud Forum: Welcoming the Cloud Era," di Jakarta, Rabu.

Saat menjadi pembicara pada acara yang digelar Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) itu, Neo Teck Guan menuturkan kolaborasi bisa dilakukan dalam bentuk Joint Innovation Center (JIC) yang melibatkan operator, penyedia solusi, dan pelanggan.

Operator mengambil peran mendalami kebutuhan pengguna, uji coba produk, termasuk optimalisasi saluran pemasaran.

Sementara penyedia solusi membagi pengalaman dan teknologi yang terjadi di pasar, menyediakan tenaga ahli untuk riset, peralatan, dan lainnya.

Pada tataran JIC tersebut dapat dijadikan sebagai area penggodokan platform dan implementasinya. "Setelah itu produk yang dihasilkan dapat dilempar ke pasar," ujar Neo Teck Guan.

Menurutnya, hasil dari kolaborasi ini adalah adanya inovasi baru baik dari sisi solusi, aplikasi, perangkat, dan model bisnis, serta menekan Total Customer Ownership (TCO).

"Pelanggan pun akan puas. Sedangkan dari sisi operator terjadi penghematan sementara produk yang ditawarkan memiliki nilai tambah," tegasnya.

Ia berpendapat, konsep JIC ini bisa dijalankan di Indonesia mengingat pemerintah tengah mengembangkan enam koridor ekonomi meliputi wilayah Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Bali-NTT, dan Papua.

"JIC bisa dibuat per koridor dan mendukung klaster ekonomi yang tengah dibangun. Ini akan menggerakkan perekonomian daerah," tambahnya.

Untuk itu pemerintah dapat mengadopsi solusi TI yang menjadi tren di dunia saat ini yakni "cloud computing" yang memberikan dampak dalam berinteraksi dengan masyarakat, pelaku usaha, pegawai, dan instansi pemerintahan.

Ia pun berani memastikan, solusi TI diterapkan secara tepat maka pemerintah bisa memberikan "one stop service" ke masyarakat, meningkatkan iklim usaha dan menarik investor asing untuk datang.

Sementara dari sisi produksi pegawai bisa diefisiensikan dan fokus pada layanan yang bernilai tambah.

"Sedangkan antar instansi terjadi kolaborasi yang bisa mengutilisasikan sumberdaya yang dimiliki,? jelasnya

(R017/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011