Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) menginginkan agar terdapat investasi yang lebih banyak lagi untuk pembuatan fasilitas sanitasi dan pengelolaan sistem pembuangan air terutama di negara-negara berkembang di kawasan Asia.

ADB dalam siaran persnya yang diterima ANTARA News di Jakarta, Kamis, menyebutkan bahwa ada kekosongan investasi sebesar 7 miliar dolar Amerika - atau setara dengan Rp59,5 triliun (1 dolar = Rp8.500) - untuk fasilitas sanitasi dan 53 miliar Amerika (Rp450,5 triliun) dalam pengelolaan sistem pembuangan air yang harus dipenuhi oleh Asia hingga 2015.

Meski investasi dalam bidang sanitasi lingkungan tidak banyak dilirik, tetapi ADB mempromosikan bahwa dengan teknologi dan moda baru pembiayaan, sanitasi dapat menjadi bisnis yang menarik baik bagi pemerintah maupun investor swasta.

Penasihat Senior Khusus untuk Infrastruktur dan Air ADB, Arjun Thapan, mengatakan, sebuah paradoks ketika Asia dihantam krisis air, tetapi sekitar 80 persen air buangannya tidak dikelola.

"Untuk membetulkan hal ini dibutuhkan investasi dalam manajemen pembuangan air sebagai bentuk dari sebuah bisnis," katanya.

Rata-rata pinjaman tahunan ADB untuk sanitasi telah meningkat dari 300 juta dolar AS pada periode 2003-2007 menjadi 710 juta dolar AS pada 2008-2010.

Sedangkan dalam proporsi dari keseluruhan komitmen pendanaan ADB, pembiayaan untuk ADB dan sanitasi telah meningkat dari rata-rata 8,5 persen pada 2003-2007 menjadi sekitar 17 persen pada 2008-2010.

Lembaga keuangan multilateral itu juga mengingatkan bahwa hampir dua miliar orang di kawasan Asia dan Pasifik tidak memiliki akses kepada sanitasi yang memadai.

Karenanya, ADB juga menggelar "ADB-DMC and Partners Sanitation Dialogue" pada Mei 2011 untuk mengumpulkan perwakilan pemerintah, komunitas bisnis, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi internasional untuk berdiskusi mencari cara untuk meningkatkan investasi di sektor itu.

Dialog itu juga direncanakan menghasilkan inisiatif yang akan berfokus pada meningkatkan kesadaran dan kapasitas negara-negara anggota ADB dalam mengembangkan rencana dan proyek manajemen pembuangan air yang berkelanjutan dengan menggunakan opsi kebijakan, teknologi, dan pembiayaan yang tepat. (M040)

(*)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011