Denpasar (ANTARA News) - Seni tari Bali yang dikolaborasikan dengan seni sulap, telah menghasilkan sebuah pertunjukan unik yang mampu menarik perhatian wisatawan mancanegara yang datang ke Pulau Dewata.

Perkawinan dua unsur seni tersebut, kini secara berkala dipertunjukkan di gedung Kuta Theater, Kabupaten Badung, guna menjamu kehadiran para turis, kata Ni Kompyang Setiawati, mahasiswa Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Kamis.

Ni Kompyang Setiawati merupakan salah seorang dari 60 mahasiswa lembaga pendidikan tinggi seni tersebut yang kini mengikuti ujian tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana seni (S-1) di kampus ISI. Ujian dilaksanakan selama empat hari, 24-27 Mei 2011.

Pertunjukkan yang umumnya bernuansa magis dengan menyajikan opera ilusi Balinisme yang diberi judul "The Light of Faith" itu, mendapat perhatian besar dari para pelancong, kata Ni Kompyang Setiawati.

Ni Kompyang Setiawati melakukan penelitian secara ilmiah untuk menganalisa masalah seni dengan menggunakan teori estetika, inkulturasi dan teori seni pertunjukkan pariwisata, akhirnya memperoleh asal mula terciptanya "The Light of Faith" di Kuta Theater.

Demikian pula faktor penyebab terciptanya tarian kolaborasi antara seni tari Bali dengan seni sulap hingga terciptanya "The Light of Faith".

Satu-satunya pertunjukkan pariwisata yang menggabungkan seni tari Bali dengan seni sulap sangat disenangi wisatawan mancanegara, antara lain dari Korea, Jepang, Australia, Rusia, Italia dan Malaysia.

Hasil penelitian tersebut diolah dan disajikan dalam penyajian deskriptif kualitatif. Oleh sebab itu, setiap pementasan di gedung Kuta Theater, selalu dipadati pengunjung.

Pengunjung sebagian besar adalah wisatawan mancanegara yang sedang berliburan di Pulau Dewata.

Kenyataan itu secara tidak langsung telah mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya para seniman, sekaligus menjadikan seni budaya Bali untuk "go internasional", katanya.

Mengingat itu, kolaborasi seni Bali dengan seni lainnya yang mampu menghasilkan karya unik dan menarik, senantiasa akan mampu meningkatkan mutu dari pagelaran seni budaya tersebut, tutur Ni Kompyang Setiawati.(*) (T.I006/P004)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011