Lumajang, (ANTARA News) - Ratusan hektar tanaman tomat, cabai dan kubis di sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang dan Malang rusak, akibat hujan debu dari gunung Semeru (3675 m) beberapa hari terakhir ini, sehingga untuk menghindari kerugian lebih besar para petani terpaksa memanen tanamannya lebih awal. Abdul Rohim, salah seorang petani Senduro, Lumajang, Kamis (12/1) menuturkan, akibat hujan demu dari gunung Semeru, maka tanamannya menjadi rusak, karena itu harus segera dipanen untuk menghindari kerusakan lebih parah lagi. Hujan debu dari semburan gunung berapi tertinggi di Jawa yang terjadi beberapa hari terakhir, dampaknya langsung dirasakan para petani, karena ratusan hektar tanaman tomat, cabai dan kubis milik petani mengering hanya tiga hari setelah diserang hujan debu. Wilayah yang mengalami kerusakan paling parah terjadi di daerah lereng Semeru, diantaranya Tempusari, Pronojiwo, Candipuro, Tempeh dan Senduro. Sebagian besar tanaman yang rusak di daerah itu adalah tomat, cabai, kubis dan beberapa hektar tanaman bawang serta padi, dimana daun-daun tanaman tersebut tiba-tiba mengering dan layu. Hujan debu dari Semeru tersebut, juga membuat rumah dan lingkungan warga di sejumlah kecamatan kotor, seperti yang dialami warga Sumber Mujur. Petugas pos pantau gunung Semeru di gunung Sawur menyatakan, Semeru ditetapkan dalam status waspada, dimana guguran lava terjadi setiap 16 kali dalam sehari dengan gempa letusan sebanyak 140 kali dan gempa termor 14 kali. Hari, petugas pos pantau gunung Sawur, kepada ANTARA mengemukakan, tingginya intensitas hujan debu Semeru di Kabupaten Lumajang dan sebagian Malang, akibat tingginya tekanan angin di puncak gunung tersebut, dan bukan tanda peningkatan aktivitas.(*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006