Surabaya (ANTARA News) - Gunung Semeru (3.675 m) saat ini dinyatakan dalam status waspada, terkait musim hujan yang intensitas curah hujannya cukup tinggi. Jika hujan lebat dikhawatirkan guguran lahar dingin dari arah puncak juga deras, karena di puncak gunung itu terdapat jutaan m3 lahar muntahan Semeru yang setiap saat bisa merosot terbawa air hujan. Ketua Pos Pengamatan Gunung Semeru, Suparno, dihubungi ANTARA dari Surabaya, Kamis, menjelaskan bahwa pihaknya perlu memberi peringatan status waspada, walaupun saat ini intensitas curah hujan di puncak Mahameru masih normal. Kewaspadaan perlu ditingkatkan bila di puncak terdapat magma berbentuk kubah. Namun, hingga kini kubah tersebut tidak teramati adanya pertumbuhannya. Aktivitas letusan gunung berapi tertinggi di Jawa tersebut, saat ini rata-rata setiap hari 90 kali. "Ini rutin sejak dulu normalnya Semeru rata-rata 90 kali letusan setiap hari, walau kadang kurang dan bahkan lebih. Masih normal," ungkapnya. Letusan rutin itu mengeluarkan asap berwarna putih kelabu dengan tekanan gas sedang hingga kuat mencapai ketinggian antara 300-700 meter di atas bibir kawah. Kondisi tersebut diketahui melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) yang berlokasi di Gunung Sawur. Menurut dia, pengamatan Gunung berapi tertinggi di Jawa dengan puncaknya Mahameru itu, selama beberapa pekan terakhir ini kurang menguntungkan, karena terhalang kabut. Sehingga kubah atau lava tidak teramati adanya pertumbuhan dan sinar api tidak tampak pada malam hari. Selain itu, tampak semburan lava pijar sering terjadi, dan berpotensi masuk ke Desa Besuk Kembar membentuk guguran lava pijar dengan jarak antara 500-750 meter dari bibir kawah, serta tumbuh awan panas guguran yang terjadi sampai tiga kali pada 22 Desember 2005 dengan jarak luncur antara 1.000-2.500 meter dari bibir kawah. Suparno menuturkan, keadaan cuaca dari pengamatan pos Gunung Sawur dan sekitarnya, pada pagi hari terang. Sedangkan siang, sore dan malam hari mendung disertai gerimis. Bahkan terkadang hujan. Suhu udara minimum mencapai 21-22 derajat celcius dan suhu maksimum mencapai 23-25 derajat celcius. Hujan terjadi sebanyak 38 kali, kebanyakan gerimis sedang. Arah angin dari barat ke timur dan bertiup kencang. Sementara hasil pengamatan kegempaan, terjadi letusan sebanyak 3.517 kali, guguran tercatat 139 kali, vulkanik dalam tercatat 17 kali, vulkanik dangkal tercatat 19 kali. Sedangkan tektonik lokal terjadi tiga kali, tektonik jauh 42 kali, tremor harmonik sebanyak 194 kali, tumbuh awan panas tercatat dua kali dan terjadi banjir tercatat tiga kali. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006