Yogyakarta (ANTARA News) - Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Senin malam, menyatakan bahwa pertemuannya dengan Megawati Soekarno Putri yang berlangsung di Kraton Ngayogyakarta, adalah silaturahmi dan tidak selalu diartikan sebagai pertemuan politik.

"Jangan selalu diartikan sebagai pertemuan politik, tetapi pertemuan budaya dan kemanusiaan," kata Sri Sultan HB X dalam pertemuan tersebut di Bangsal Sri Manganti kompleks kraton setelah sebelumnya melakukan pertemuan tertutup di Gedong Jene.

Menurut Sultan HB X, silaturahmi adalah sebuah kewajiban dalam menjalankan hubungan antar sesama manusia dalam kehidupan, terlebih antara Sultan HB X dan Megawati memiliki latar belakang yang hampir sama, Soekarno selaku ayah Megawati dan Sri Sultan HB IX adalah sama-sama tokoh nasional yang turut merintis kemerdekaan Indonesia.

"Bung Karno dan Sultan HB IX adalah sama-sama bapak Indonesia, jadi wajar jika putra-putrinya membangun silaturahmi untuk menjaga nama baik orang tua dan meneladani perilaku dan pikiran untuk beri kontribusi  bagi kebesaran bangsa dan negara," katanya.

Sultan HB X berharap, pertemuan malam tersebut mampu memberi pencerahan terhadap rapat kerja nasional Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang akan digelar mulai Selasa (27/1) di Solo, Jawa Tengah.

Dalam kesempatan tersebut, Sultan HB X dan GKR Hemas juga berkesempatan memberi kenang-kenangan kepada Megawati yang baru saja merayakan ulang tahun ke-62 pada 23 Januari berupa foto hitam putih bergambar Soekarno dan Sultan HB IX serta dua bingkisan berbentuk kotak yang masing-masing berwarna putih berhiaskan tali merah dan kuning keemasan.

Dalam silaturahmi di Kraton Ngayogyakarta tersebut, Megawati yang mengenakan setelah kebaya modern berwarna orange dengan rok panjang bermotif batik warna senada itu datang bersama Taufik Kiemas, Tjahjo Kumolo serta fungsionaris PDIP lainnya sekitar pukul 19.25 WIB.  (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009