Jakarta (ANTARA News) - Aliran dana yang masuk ke Indonesia belakangan ini perlu dicermati karena kemungkinan hal itu hanyalah "mainan" spekulan yang mencari keuntungan (gain) jangka pendek. Ekonom dari Bank Mandiri, Marten Panggabean, di Jakarta Kamis menyatakan bahwa kemungkinan dana yang masuk ke Indonesia itu hanya bersifat sementara dengan tujuan spekulasi dan jika sewaktu-waktu ditarik dapat menimbulkan koreksi pada pasar saham, obligasi, maupun valas. Menurutnya, dana yang masuk merupakan hedge fund (dana lindung nilai) yang memanfaatkan ketidaksinkronan pasar (perbedaan spread) Indonesia dan luar negeri. Dana tersebut saat ini masuk tidak hanya ke pasar saham, tetapi juga obligasi dan pasar valas, sehingga memdorong indeks saham melesat, demikian juga harga obligasi serta rupiah dalam beberapa hari terakhir. "Dana mereka biasanya hanya bertahan sekitar 3-6 bulan, setelah mendapat gain yang dirasa cukup, mereka akan lari lagi," katanya. Hedge fund tersebut hanya memainkan arbitrage jangka pendek dengan memanfaatkan perbedaan spread di pasar Indonesia dan luar negeri. Tidak ada pihak yang bisa menahan dan mencegah mereka bertahan di Indonesia, mereka sewaktu-waktu bisa keluar. "Kalau mereka keluar sudah pasti harga saham, obligasi dan rupiah kembali akan terkoreksi alias turun lagi," tambahnya. Yang menjadi pertanyaan sekarang, katanya, berapa besar lagi dana mereka yang akan masuk atau kalau tidak, kapan mereka akan keluar dari Indonesia setelah mereguk keuntungan. "Nah hal inilah yang perlu kita waspadai," katanya. Menurut Marten, kurs rupiah terhadap dolar AS yang saat ini menguat lagi ke level 9.300 tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Padahal secara fundamental nilai rupiah terhadap dolar AS berada pada level 10.000. "Jadi andaikan dana hedge fund ini keluar dari Indonesia ada kemungkinan rupiah akan terkoreksi atau melemah lagi," tambahnya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006