Surabaya (ANTARA News) - Produsen jam tangan asal Swiss, Teiwe, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang prospektif untuk perdagangan jam tangan mewah.

"Ini tahun ketiga keberadaan kami di Indonesia. Hampir setiap tahun, penjualan kami tumbuh 10 persen," kata Wakil Presiden Teiwe Wilayah Asia Pasifik, Steven Cheng, di Surabaya, Sabtu malam.

Saat ini, Teiwe memiliki 80 outlet di Indonesia, empat diantaranya berada di Kota Surabaya.

"Meskipun tergolong khusus, tetap saja pangsa pasar jam tangan berlian ini ada," katanya di sela-sela roadshow Inspiring Luxury di sebuah mal di Jalan Basuki Rahmat Surabaya itu.

Menurut dia, jam tangan bertahtakan berlian bagi masyarakat Indonesia belum bisa menjadi investasi. "Kalau koleksi, bisalah. Tapi, kalau investasi, masih belum," katanya.

Jam tangan bertahtakan berlian itu belum bisa dijadikan investasi lantaran pasar jam tangan bekas di Indonesia tidak kondusif.

"Beda dengan di luar negeri, outlet jam tangan berlian bisa berderet. Wajar, jika di sana orang menjadikan jam tangan berlian sebagai investasi," kata Steven.

Selain itu, jam tangan bertahtakan berlian tergolong mahal. Produk Teiwe yang paling murah dijual seharga Rp4 juta per unit dan paling mahal Rp60 juta per unit.

Perbedaan harga jam tangan itu disesuaikan dengan kadar berlian yang ada di dalamnya, berkisar antara 0,15 karat hingga 2,1 karat.

Selain di outlet, jam tangan merek Teiwe itu juga dijual melalui DRTV dan jaringan internet dan setiap pembelian dilengkapi dengan sertifikat keaslian berlian berstandar internasional.

Dalam roadshow yang berlangsung di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Palembang, Teiwe menggandeng model papan atas Arzeti Bilbina sebagai konsumen setia produk tersebut.

"Saya menjadikan produk ini sebagai investasi. Setidaknya untuk anak cucu saya kelak," kata perempuan yang memiliki koleksi puluhan jam tangan berlian sejak 2009 itu.
(T.M038/E011)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011