Liwa, Lampung Barat (ANTARA News) - Sebagian penduduk Krui Lampung Barat masih memilih tidur di luar rumah akibat daerah mereka diguncang gempa berkekuatan 6,3 skala Ritcher (SR) pada Minggu pukul 00.07 WIB.

"Getaran gempa sangat kuat, membuat perabot rumah yang terbuat dari kaca menjadi pecah, sehingga kondisi ini, membuat saya dan masyarakat lain spontan keluar rumah, dan berlari ke lokasi yang aman dan menjauh dari pantai," kata warga Kecamatan Pesisir Tengah, Lampung Barat, Taulani (34) di Krui, Minggu dini hari.

Dia menjelaskan, sebagian besar masyarakat yang berada di sepanjang pantai lari menuju perbukitan, dan sekarang mereka masih memilih tidur di luar rumah.

"Kami takut getaran tersebut dapat menimbulkan potensi stunami, selain itu, getaran gempa mampu merobohkan rumah kami yang terbuat dari kayu," kata dia lagi.

Menurut dia, gelombang di perairan pesisir meningkat yang diikuti dengan air laut yang pasang secara tiba tiba.

Lalu lanjut Taulani, masyarakat masih bertahan di tengah lapangan, karena takut gempa susulan akan terjadi.

"Kami takut kembali ke rumah, sebab sewaktu waktu gempa besar akan mengancam keselamatan kami, sehingga saya dan masyarakat lain, terpaksa memilih untuk berada di luar rumah, hingga situasi benar benar aman," kata dia.

Masyarakat lain yang berada di Krui, Lampung Barat, Sodiq (42) mengatakan, akibat gempa sebagian besar tembok warga menjadi retak.

"Getaran gempa yang terjadi mampu membuat lemari dan perabot rumah tangga lain begerak dan ambruk, situasi ini, jelas mengancam keselamatan, bahkan saya nyaris tertimpa lemari, akibat kuatnya getaran gempa tersebut," kata dia.

Dia menuturkan, air laut yang berada di kawasan ini mengalami pasang.

"Tingginya gelombang, ditambah meningkatnya air laut tersebut, membuat kami semakin takut akan terjadi tsunami, sehingga kami dengan cepat meninggalkan pantai, dan menuju lokasi yang lebih tinggi," kata dia.

Warga itu memaparkan, sebagian masyarakat pesisir trauma akan gempa yang berpotensi tsunami.

"Kawasan pantai sangat dekat dengan pemukiman warga, dan kondisi ini jelas ditakutkan masyarakat, apalagi sepanjang pantai pesisir minim sarana dan prasarana keselamatan, sehingga bila terjadi gempa yang disusul dengan tsunami, dapat dipastikan daerah ini hancur total," katanya

Gempa bumi berkekuatan 6,3 Skala Ritcher (SR) mengguncang wilayah Krui Lampung Barat, Minggu (29/5) pukul 00.07 WIB.

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, pusat gempa berada di 6,01 Lintang Selatan (LS) - 103.24 Bujur Timur (BT), 119 barat daya Krui Lampung, dengan kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut.

Lokasi gempa berada di 136 kilometer Bintuhan Bengkulu, 141 barat daya Liwa-Lampung, 221 kilometer barat daya Balambangan Umpu Lampung, 399 barat laut Jakarta Indonesia, dan tidak menimbulkan gelombang stunami.

Hingga berita ini diturunkan belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan akibat dampak gempa bumi yang terjadi minggu dini hari.

Pantauan yang dilakukan di sepanjang pantai Pesisir Lampung Barat, gelombang di perairan tersebut meningkat, selain itu, sebagian besar masyarakat masih bertahan di luar rumah dan perbukitan. Mereka takut gempa susulan yang berpotensi tsunami terjadi.

Pemerintah setempat saat ini, tengah mendata dan memantau dampak kerusakan akibat gempa tersebut. (MH*H009/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011