Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta Selasa sore bergerak dalam kisaran sempit karena pelaku pasar masih menantikan data inflasi Mei yang belum dikeluarkan Badan Pusat Statistik.

Menjelang penutupan perdagangan, rupiah ditransaksikan pada 8.526 per dolar AS, menguat 16 poin dari posisi penutupan pasar kemarin 8.542 per dolar AS.

Analis PT First Asia Capital Irfan Kurniawan mengatakan rupiah berpeluang untuk naik lagi hingga menembus angka 8.500 per dolar.

Namun kenaikan itu kemungkinan tertahan oleh aksi Bank Indonesia (BI) yang akan menjaga agar berada di kisaran 8.500 hingga 8.600 per dolar, ucapnya.

Pelaku pasar sebenarnya masih menunggu data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai inflasi Mei 2011.

Apabila bulan Mei masih terjadi deflasi maka diperkirakan pasar akan ramai, karena pelaku pasar aktif membeli rupiah, ujarnya.

Karena itu, lanjut dia, peluang rupiah untuk kembali menguat hingga mencapai 8.500 per dolar AS sangat besar.

"Kami optimis rupiah akan dapat mencapai 8.500 per dolar, apabila BI melepas kenaikan rupiah diserahkan pada pasar," ucapnya.

Menurut dia, rupiah masih mendapat dukungan pasar yang positif selain dari internal juga dari eksternal khususnya pasar Amerika Serikat setelah dua hari tutup menyambut hari libur nasional (memorial day).

Selain itu Indonesia juga masih merupakan pasar yang menarik bagi asing sehingga mereka akan tetap melakukan pembelian rupiah untuk bermain saham dan obligasi.

Karena itu rupiah pada Rabu (1 Juni 2011) akan kembali menguat, ujarnya.

(H-CS/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011