Jakarta (ANTARA News) - Menguatnya nilai tukar rupiah ke kisaran Rp9.300 per dolar Amerika Serikat menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla bisa berarti positif namun ia meninginkan nilai tukar rupiah dalam kondisi yang stabil. "Yang paling penting stabilnya, berapapun nilainya, asal stabil. Tapi angka stabil di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah Rp9.800. Jadi stabilnya antara Rp9.500 s/d Rp10.000," kata Wapres Jusuf Kalla kepada pers usai sholat Jumat di kantor Jakarta, Jumat, menanggapi pertanyaan tentang menguatnya nilai tukar rupiah saat ini. Pada perdagangan Kamis (12/1) rupiah ditutup menguat menjadi Rp9.300 per Dolar AS dan merupakan rekor tertinggi sejak 10 bulan terakhir. Rupiah sebelumnya sempat menyentuh Rp12.000 per dolar AS. Menurut Wapres, menguatnya nilai tukar rupiah tersebut juga menunjukkan bahwa saat ini banyak investasi saham atau dolar yang masuk ke Indonesia sehingga menyebabkan permintaan akan rupiah itu tinggi. Namun Wapres mengharapkan agar tidak terlalu turun nilai tukar rupiahnya. "Ini terkait juga dengan kepercayaan ekonomi Indonesia, itu positifnya. Tetapi jangan sampai terlalu turun," tegas wapres. Dengan banyaknya investasi dolar ke saham di dalam negeri, tambah Wapres, diharapkan dalam dua atau tiga bulan ke depan investasi akan banyak. Beberapa analis pasar menilai melemahnya dolar di pasar regional juga memberikan kontribusi pada penguatan rupiah baru-baru ini, sekalipun bukan itu masalahnya. Rupiah kemungkinan akan mengalami koreksi pada akhir bulan ini, sehubungan para pedagang boleh jadi mencemaskan data inflasi untuk Januari.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006