Jakarta (ANTARA) - Penjualan e-commerce Amerika Serikat (AS) tumbuh dengan laju lebih lambat pada musim liburan 2021 ini, ungkap sebuah laporan yang diterbitkan Mastercard Inc. pada Minggu (26/12).

Penjualan e-commerce AS dari 1 November hingga 24 Desember tumbuh 11 persen dari periode yang sama pada 2020. Sebagai perbandingan, musim liburan 2020 mencatat pertumbuhan secara tahunan (year on year/yoy) yang cukup tinggi sebesar 47,2 persen, menurut laporan Mastercard SpendingPulse.

Pandemi COVID-19 mengakibatkan ekspansi kuat pada penjualan daring di AS. Namun, pertumbuhan yang luar biasa pesat tersebut melambat lantaran pembukaan kembali ekonomi dan momentum pertumbuhan yang meredup.

Penjualan e-commerce menyumbangkan sampai 20,9 persen dari total penjualan ritel di musim liburan 2021, sedikit lebih tinggi dari angka 20,6 persen yang tercatat pada 2020. Sebaliknya, e-commerce hanya menyumbang 14,6 persen dari total penjualan ritel di musim liburan 2019.

AS melaporkan nilai penjualan e-commerce sebesar 214,6 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.225) pada kuartal ketiga (Q3) 2021, naik 6,6 persen (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan ekspansi 36,1 persen (yoy) pada periode yang sama pada 2020, menurut data statistik yang telah disesuaikan dari Departemen Perdagangan AS pada 18 November.

Pangsa e-commerce dalam total penjualan retail bahkan secara bertahap turun dari 13,8 persen pada Q3 2020 menjadi 13 persen pada Q3 2021, lanjut Departemen Perdagangan AS.

Namun demikian, penjualan e-commerce selama musim liburan 2021 masih mencatatkan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan ekspansi 8,1 persen pada penjualan ritel in-store. Jalur e-commerce terus mengalami peningkatan pertumbuhan karena konsumen menikmati kemudahan melihat-lihat barang dan berbelanja dari rumah mereka sendiri selama musim liburan, sebut laporan Mastercard.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2021