Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor total selama April 2011 mencapai 14,89 miliar dolar Amerika atau setara dengan Rp126,5 triliun (1 dolar Amerika = Rp8.500), angka ini adalah yang tertinggi sepanjang sejarah impor Indonesia.

"Ini paling tinggi dalam sejarah impor kita," kata Deputi Kepala BPS Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa, Djamal saat menyampaikan keterangan resmi statistik bulanan di Jakarta, Rabu.

Nilai impor pada bulan ke-empat 2011 juga tercatat naik 2,8 persen dari Maret 2011 dan jika dibanding dengan nilai impor April 2010 impor Indonesia naik 32,54 persen.

Peningkatan itu, menurut data BPS, disumbang oleh kenaikan impor migas sebesar 1,01 miliar dolar Amerika atau 35,28 persen dibanding bulan sebelumnya karena impor barang non-migas justru turun 0,61 miliar dolar AS (5,25 persen) dari bulan sebelumnya.

"Impor migas kebanyakan terdiri atas minyak mentah dan hasil minyak," katanya.

Sementara impor barang non-migas, menurut Djamal, paling banyak berasal dari golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai 1,93 miliar dolar Amerika.

Ia menjelaskan pula bahwa sepanjang Januari-April 2011 nilai impor Indonesia secara kumulatif mencapai angka 53,69 miliar dolar Amerika atau naik 30,32 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Selama kurun waktu empat bulan pertama 2011, impor barang non-migas tercatat naik 27,63 persen menjadi 41,40 miliar dolar Amerika dari periode yang sama tahun 2010.

Impor migas pada periode tersebut, menurut BPS, mengalami kenaikan lebih besar, sampai 40,29 persen dari nilai impor selama Januari-April 2010, menjadi 12,29 miliar dolar Amerika

Menurut Djamal, selama Januari-April 2011 impor terbanyak berasal China dengan nilai 7,47 miliar dolar Amerika dan pangsa 18,03 persen.

Jepang, merupakan negara pemasok barang impor terbesar kedua setelah China dengan nilai 5,75 miliar dolar Amerika (13,89 persen), diikuti oleh Thailand dengan nilai 3,49 miliar dolar Amerika (3,49 persen).

Sementara pangsa impor dari negara-negara ASEAN lainnya sebanyak 23,74 persen dan Uni Eropa 8,82 persen.(M035*H017)

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011