Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Mandiri memperkirakan total outstanding kredit korporasi hingga Mei 2011 sebesar Rp91 triliun, meningkat dari kuartal I yang sekitar Rp85 triliun.

"Porsi kredit korporasi mencapai 30 persen dari total outstanding kredit Mandiri yang mencapai sekitar Rp251 triliun triwulan I 2011," kata Direktur Utama Bank Mandiri di sela "Mandiri CFO Forum", di Jakarta, Rabu.

Menurut Zulkifli, outstanding segmen korporasi selama kuartal I 2011 mencapai Rp85 triliun tersebut tumbuh sekitar 14 persen dibanding kuartal I 2010.

Ia menjelaskan, sektor korporasi akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan iklim investasi.

Meski demikian, ia menambahkan, Mandiri juga tetap menjaga porsi kredit sektor lainnya, kredit komersial, kredit konsumer, dan kredit mikro.

Khusus kredit korporasi Zulkifli menambahkan, Mandiri tetap menyeimbangkan porsi sektor yang dibiayai seperti energi, infrastruktur, jalan tol, migas, perkebunan dan telekomunikasi.

"Penyeimbangan antar sektor yang dibiayai untuk menghindari jika suatu saat terjadi goncangan ekonomi yang mengakibatkan segmen tertentu mengalami penurunan," ujar Zulkifli.

Sementara itu, Direktur Keuangan Mandiri Pahala Mansyury mengatakan, total kredit baru yang berhasil disalurkan selama kuartal I 2011 mencapai Rp15 triliun atau naik sekitar 23 persen dibanding periode sama 2010.

Kredit baru tersebut meliputi Rp5,5 triliun untuk kredit korporasi, Rp3,2 triliun kredit konsumsi, Rp2,6 triliun kredit komersial, serta kredit UKM dan mikro Rp1,8 triliun.

"Alokasi kredit baru kuartal I ini menunjukkan pencapaian yang bagus, padahal biasanya seperti yang dialami bank lain pada periode ini kredit mengalami perlambatan," kata Pahala.

Ia menuturkan, Mandiri merupakan bank yang terkenal memiliki keahlian dalam menangani kredit korporasi, namun tetap menjaga pertumbuhan kredit pada sektor lainnya.

"Sektor UKM saja sesungguhnya mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi mencapai 37 persen," kata Pahala.

Meski secara keseluruhan terjadi pertumbuhan kredit di atas 22 persen, namun Bank Mandiri hingga akhir 2011 belum merevisi target.

"Namun kita akan melakukan penyesuaian di bulan Juli, untuk melakukan revisi Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) ke Bank Indonesia (BI)," katanya.

Ia menuturkan dengan transformasi yang dilakukan Mandiri yang antara lain meningkatkan risk management telah menghasilkan pencapaian rasio kredit bermasalah (NPL) semakin mengecil.

Dalam beberapa tahun terakhir NPL gross Mandiri berhasil ditekan hingga hanya 2,6 persen, dan NPL netto 0,6 persen.

Hingga Maret 2011 total "undisbursement loan" (kredit belum dicairkan) mencapai Rp53 triliun.

(R017/S025)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011