Denpasar (ANTARA News) - Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, nilai Pancasila mulai tersingkirkan dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa reformasi saat ini.

"Saat masa reformasi, Pancasila dianggap sebagai penyebab masalah karena merupakan peninggalan zaman Orde Baru, sehingga nilai dari dasar negara itu tersisihkan," katanya usai peluncuran Buku Besar Hari Lahirnya Pancasila di Denpasar, Bali, Rabu malam.

Dia mengatakan, dirinya bersama pimpinan eksekutif dan lembaga lainnya sempat membahas itu, dan semuanya sepakat jika tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara sudah cukup keluar dari Pancasila.

Oleh karena itu, seluruh pimpinan lembaga pemerintahan sepakat untuk mereaktualisasikan falsafah negara itu kepada generasi penerus.

"Caranya beragam, ada yang menginginkan dimasukkan dalam pendidikan formal atau dalam seminar-seminar serta bentuk sosialisasi lainnya," ujarnya.

Dia mencontohkan, bentuk tatanan kehidupan bangsa yang sudah bergeser dari nilai Pancasila, yakni begitu mudahnya masyarakat timbul amarah hingga memunculkan konflik horizontal.

Hal itu berimbas dengan semakin banyaknya pengkotakan anak bangsa yang berdasarkan etnis atau golongan tertentu.

"Kondisi seperti itu sudah cukup mencederai nilai dari falsafah hidup bangsa, Pancasila," katanya.

Menurut Marzuki Alie, selain mengaktualisasikan Pancasila, perlu segera dilakukan revitalisasi terhadap dasar negara itu, dengan cara meningkatkan sosialisasi.

Salah satu bentuk sosialisasi yang perlu diacungi jempol adalah seperti yang dilakukan oleh Yayasan Kepustakaan Bung Karno Bali dengan meluncurkan Buku Besar Hari Lahirnya Pancasila.

Sementara Pangdam IX Udayana Mayjen TNI Leonard mengatakan, peluncuran Buku Besar Hari Lahirnya Pancasila merupakan momentum untuk menghidupkan kembali nilai Pancasila di masyarakat.

"Kamis selalu siap untuk menumbuhkan nilai tatanan kehidupan berbangsa yang berasaskan Pancasila di masyarakat, terlebih di kawasan Indonesia bagian timur," katanya.(*)

(T.KR-IGT/P004)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011