Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Handaka Santosa memperkirakan omzet usaha ritel pada 2006 akan mencapai lebih dari Rp150 triliun karena adanya kenaikan gaji PNS dan UMP. "Walaupun semuanya tidak masuk ke konsumsi, kami perkirakan omzet ritel Indonesia 2006 akan mencapai lebih dari Rp150 triliun," kata Handaka di sela acara pencanangan peningkatan kepedulian konsumen oleh pelaku usaha di Jakarta, Sabtu. Menurut dia, setidaknya pertumbuhan industri ritel 2006 akan meningkat 20 persen dibanding 2005. Sementara untuk anggota Aprindo dia memperkirakan omzet yang dicapai 2006 sebesar Rp50 triliun. Sementara itu menanggapi rencana pembuatan perpres tentang pengaturan pasar modern oleh Departemen Perdagangan, Handakan sangat menghargai upaya pemerintah itu. Tetapi ia berharap penyelesaian pembuatan perpres dipersiapkan dengan baik, sehingga tidak hanya selesai karena memburu target waktu. "Kami ingin industri ritel tumbuh namun persaingan bisa fair dan kami ingin pemerintah untuk mendukung industri ritel mendapatkan barang yang mudah dan murah untuk kepentingan konsumen," kata dia. Khusus mengenai peraturan zonasi, Handaka mengusulkan aturan untuk itu diserahkan kepada pemerintah daerah. "Zonasi dapat diterapkan, tapi harus tergantung karakteristik daerah msing-masing," ujarnya. Dia mencontohkan antara kelurahan di DKI saja , kebutuhan akan adanya toko akan berbeda tiap kelurahan, apalagi daerah lain . Namun ia sepakat secara mendasar aturan dalam bisnis ritel ditentukan dalam perpres. Aprindo saat ini memiliki 5.400 outlet modern yang omzetnya mencapai 35 persen dari seluruh omset ritel di Indonesia.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006