Batam (ANTARA News) - Seluruh tenaga kerja Indonesia (TKI) yang tenggelam dalam kecelakaan kapal kayu di Perairan Tanjung Ayam, Johor, Malaysia, sudah ditemukan, tujuh di antaranya dalam keadaan tidak bernyawa.

"Barusan ditemukan lagi korban tenggelam, totalnya ada tujuh yang meninggal," kata Konsul Konsulat Jenderal RI Johor Bahru Jonas Lomban Tobing, melalui telepon, Minggu.

Sebuah kapal kayu yang membawa 22 TKI dan dua tekong pulang ke tanah air secara ilegal tenggelam setelah dihadang ombak di perairan Malaysia, Rabu (1/6).

Sebanyak 17 dari 24 penumpang ditemukan selamat setelah terapung sekitar tujuh jam di laut.

Sementara dari tujuh korban meninggal, otoritas Malaysia baru dapat mengidentifikasi satu korban yaitu atas nama Jumagin, lahir di Trenggalek, 25 April 1971 dan beralamat di Dusun Depok, RT 12/14 Desa Karang Anyar, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Data tersebut berdasarkan KTP yang ditemukan di saku baju korban.

Sementara itu KJRI di Malaysia masih berupaya menghubungi keluarga korban Jumagin di Trenggalek untuk mendiskusikan proses penguburan.

Kebanyakan korban meninggal ditemukan dalam kondisi mayat rusak dan membusuk, tanpa baju dan identitas apa pun, sehingga sulit dikenali.

Tobing mengatakan karena kondisi jenazah yang rusak dan membengkak, maka diputuskan korban dikuburkan di Malaysia, tidak dipulangkan ke tanah air.

Lima mayat saat ini berada di Balai Polis Sungai Rengit, untuk kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Kota Tinggi Johor untuk divisum, kata Tobing.

Pencarian dan penyelamatan korban kapal kayu Johor-Batam dilakukan otoritas Malaysia yang terdiri atas The Malaysian Maritime Enforcement Agency (APPM), polisi maritim, dan angkatan laut Malaysia.

Pemerintah Indonesia tidak bisa terjun langsung menyelamatkan TKI yang tenggelam karena tempat tenggelam berada di perairan Malaysia. (Y011/B/R010/R010)

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011